Halaman

Jumat, 08 November 2013

“Komunikasi bagian dari dakwah”

“Komunikasi bagian dari dakwah”

          Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dinamakan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia. Disinilah berlaku pola proses dakwah dengan proses komunikasi. Apalagi bahwa ajaran-ajaran keagamaan tidak semuanya berupa bentuk keterangan yang gamblang. Sebaliknya kebanyakan pesan keagamaan justru berupa lambang-lambang atau simbol-simbol yang harus diuraikan dan diinterpretasikan, agar dapat dipahami oleh manusia. Menurut Osgood, proses komunikasi ditinjau dari peranan manusia dalam hal member interpretasi  (penafsiran)  terhadap  lambang  lambang  tertentu  (massage=pesan).  pesan-pesan disampaikan (encode) kepada komunikan (dalam bahasa dakwah disebut mad'u) untuk kemudian ditafsirkan dan selanjutnya disampaikan kembali kepada pihak komunikator, dalam bentuk pesan-pesan baik berupa feedback atau respons tertentu sebagai efek dari pesan yang dikomunikasikan. Jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah adalah proses komunikasi itu sendiri. tentu yang dimaksud adalah proses komunikasi keagamaan. 
          Dakwah dalam kerangka proses komunikasi inilah yang didalam berbagai istilah islam disebut sebagai tabligh, yang menjadi inti dari komunikasi dakwah. tabligh berkaitan dengan sifat dan dan fungsi utama Rasul, jadi tabligh ini tidak hanya diartikan sebagai menyampaikan pesan keagamaan saja, apalagi dibatasi dengan penyampaian secara lisan. Sehingga istilah tabligh disini nampaknya lebih pas jika diartikan sebagai proses penyampaian pesan atau risalah keagamaan, melalui berbagai metode, bermacam media, dan mencakup materi-materi keagamaan umumnya, sehingga manusia yang menjadi sasarannya dapat menerima dan memahami pesan dari tabligh tersebut, baik dalam bentuk feedback langsung (menolak atau menerima), atau responsi perbuatan langsung.

          Di antara keduanya terdapat satu persamaam yang tak dapat dipungkiri lagi. Adapun mengenai perbedaan antara komunikasi dan dakwah dapat dilihat di bawah ini :
·  Dakwah :
1.     Pesan yang disampaikan lebih spesifik dibanding dengan pesan dalam komunikasi, dakwah biasanya berhubungan dengan amar ma’ruf dan nahi munkar.
2.     Target dalam dakwah biasanya lebih spesifik untuk sesuatu yang berhubungan dengan keislaman.
3.     Dakwah mengandung seruan atau ajakan kepada jalan kebenaran.

·  Komunikasi :
1.     komunikasi cakupannya lebih luas dibanding dengan dakwah, tidak ada batasan pesan dalam komunikasi. Apapun yang termasuk pesan dan disampaikan itu termasuk komunikasi.
2.     sasaran dalam berkomunikasi luas.
3.     komunikasi merupakan proses penyampaian informasi atau ide atau gagasan.

Menurut Colin Chery, berdasarkan pendekatan sosiologis mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa, atau tanda dalam memiliki sendiri serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan guna mencapai tujuan, kominikasi merupakan peristiwa sosial yang bertujuan untuk memberikan informasi, membentuk pengertian, menghibur, bahkan mempengaruhi orang lain . Sebenarnya dakwah itu sendiri adalah komunikasi, dakwah tanpa komunikasi tidak akan mampu berjalan menuju target-target yang diinginkan, demikian komunikasi tanpa dakwah akan kehilangan nilai-nilai Ilahi dalam kehidupan. Maka dari sekian banyak definisi dakwah ada sebuah definisi yang menyatakan, bahwa dakwah adalah proses komunikasi efektif dan kontinyu, bersifat umum dan rasional, dengan menggunakan cara-cara ilmiah dan sarana yang efesien, dalam mencapai tujuan-tujuannya . Jalaluddin Rakhmat berpendapat bahwa juru dakwah atau orang yang menyampaikan (tabligh) pesan dakwah disebut dalam ilmu komunikasi sebagai komunikator atau orang yang menyampaikan pesan kepada pihak komunikan. Secara umum komunikasi memiliki kecenderungan menyampaikan pesan-pesan yang sifatnya lebih umum, baik tentang informasi yang sifatnya ilmiah ataupun yang lainnya. Komunikasi sendiri memiliki banyak keterkaitan dengan keilmuan-keilmuan umum seperti psikologi, serta ilmu-ilmu social lainnya. komunikasi dan dakwah menurut Jalaluddin Rakhmat dengan menggabungkan ide dakwahnya melalui kemampuan berkomunikasi yang baik, sehingga jelas bahwa baik kata komunikasi ataupun dakwah secara khusus tidak memiliki kesamaan, namun secara umum kesamaan antara komunikasi dan dakwah pada pesannya dimana pesan pada keilmuan bidang komunikasi lebih bersifat umum sedangkan pesan yang ada dalam keilmuan bidang dakwah lebih khusus pada bidang keagamaan Islam .

·        Hubungnan Proses Komunikasi Dengan Penyampaian Pesan Dakwah
Dalam ajaran Islam, komunikasi mendapatkan tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai anggota masyarakat, dan sebagai makhluk Tuhan, Allah Berfirman :
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas" (QS. Ali Imran : 112).

Dalam Interaksi antara Da'i dan Mad'u, Da'i dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah (materi dakwah), melalui alat atau sarana yang ada. Komunikasi dalam proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk memberikan pengertian, mempengaruhi sikap, membina hubungan sosial yang baik, tapi tujuan terpenting dalam berkomunikasi adalah mendorong Mad'u untuk bertindak melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan terlebih dahulu memberikan pengertian-pengertian, mempengaruhi sikap, dan membina hubungan baik. Dalam proses bagaimana Mad'u menerimsa informasi, mengolahnya, menyimpan, dan menghasilkan informasi dalam psikologi komunikasi disebut sebagai sistem komunikasi Intra Personal. Jalaluddin Rakhmat memandang dalam proses penyampaian pesan dakwah melalui media baik cetak maupun elektronik, seorang juru dakwah harus mampu menyesuaikan kedudukannnya sebagai komunikator yang berhadapan dengan sekian banyak audiens dan dengan latar belakang pendidikan, usia, profesi yang berbeda.
Dalam penyampaian pesan dakwah secara lisan atau langsung, juru dakwah akan berhadapan dengan kelompok audiens yang mempunyai kecenderungan sama. Sehingga para juru dakwah dapat menampilkan penyampaian pesan dakwah yang sesuai dengan kebutuhan. Baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung .

·        Tujuan Komunikasi dan Dakwah
Tujuan dakwah atau pun tujuan komunikasi memiliki kesamaan, komunikasi dan dakwah memiliki tujuan untuk merubah prilaku orang yang diajak berkomunikasi atau orang yang sedang menerima dakwah agar mengikuti seruan atau ajakan yang disampaikan. Jalal hanya tidak pernah menyampaikan komunikasi yang dikaitkan dengan dakwah, namun dalam pengertian-pengertian yang diuraikan dalam memahami semua unsur dan kegiatan komunikasi mempunya kesamaan dengan semua unsur dan kegiatan dalam hal dakwah. Baik tujuan dari komunikasi ataupun tujuan dari dakwah adalah proses dimana seseorang menghendaki adanya perubahan sikap dan tingkah laku orang atau objek komunikasi atau dakwah sesuai dengan harapan si pelaku.

Tujuan yang hendak dicapai dari komunikasi dakwah itu sendiri memiliki tiga dimensi. Pertama, tujuan awal dimana tujuan dari proses komunikasi dakwah itu adalah terjadinya perubahan pemikiran, sikap dan prilaku dari komunikan. Kedua, tujuan sementara dimana tujuan ini hanya difokoskan pada perubahan kehidupan selama di dunia saja. Adapun yang hendak dicapai dari tujuan komunikasi dakwah itu sendiri mencakup dua tujuan diatas sampai pada tujuan akhir dimana adanya kebahagiaan di dunia dan akhirat .

·        Model-Model Komunikasi Dalam Penyampaian Pesan Dakwah
Pertama dengan dakwah Bil-Lisan Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin . Kedua dengan Bil-Qolam yakni dakwah yang disampaikan melalui tulisan yang diterbitkan atau dipublikasikan melaui media massa, buku, buletin, brosur, pamflet, dan sebagainya . Ketiga dengan Dakwah Bil Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah . Keempat dengan Dakwah bil Hikmah yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif .

·        Proses Komunikasi Dakwah
Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dimaksud dengan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran Islam yang didakwahkan merupakan sekeumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia, jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, sampai pada tahapan tanggapan Mad'u serta pelaksanaan ajaran kegamaan sebagai hasil dari proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. Maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah merupakan proses komunikasi itu sendiri. Tentu saja yang dimaksud adalah proses komunkasi keagamaan, maka sebagaimana kebutuhan ilmu dakwah terhadap ilmu yang lain, disni ilmu dakwah dapat dikembangkan melalui ilmu komunikasi.
Baik komunikasi atau dakwah keduanya dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsuang. Dalam proses secara langsung komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non verbal. Dalam penyampaian pesan verbal komunikasi atau dakwah itu bisa bersifat satu arah ataupun dua arah. Dalam komunikasi atau dakwah non verbal kegiatan ini bisa dilakukan memalui berbagai kegiatan atau iklan-iklan yang tujuannya perubahan sikap dan tingkah laku.
Menurut Jalal Dalam menyampaikan pesan dakwahnya menggunkan dua bentuk penyampaian pesan dakwah. Pertama verbal, dimana pesan komunikasi dakwah yang dilakukan Jalal menggunakan lisan atau ucapan. Kedua non verbal, yaitu pesan dakwah yang disampaikan melalui tulisan. Dalam melakukan pendekatan kepada audiens Jalal menggunkan beberapa pendekatan. Yaitu, persuasive dan koersif. Perubahan tingkah laku akibat proses dari komunikasi atau dakwah tersebut adalah respon dari objek. Respon yang ditanggapi secara positif akan melahirkan tingkah laku atau sikap sesuai dengan yang direncanakan oleh komunikator ataupun Da’i. adapun respon negative adalah proses perlawanan sikap komunikan atau Mad’u terhadap tujuan yang akan dicapai. Secara sederhana respon merupakan proses reaksi dari aksi yang disampaikan oleh seseorang yang dilakukan baik secara sadar atau tidak sadar .

·        Kesimpulan
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses dakwah merupakan suatu proses penyampaian informasi nilai-nilai keislaman yang bersifat verbal dan non verbal baik secara langsung maupun tidak langsung dengan bertujuan bahwa apa yang dikomunikasikan Da’i terhadap Mad’u bisa direalisasikan kedalam kehidupan sehari-hari dengan kesadaran keagamaan, dengan menggunakan metode bil-lisan, bil-qalam, bil-hal, dan bil-hikmah dengan itu maka pesan dakwah bisa terealisasikan dengan baik sesuai dengan karakteristik Mad’u.

·        Penutup

Demikianlah pembahasan tentang komunikasi bagian dari dakwah, semoga bisa menjadikan manfa’at bagi para pembaca serta dalam ini pembaca sekaligus penulis dapat mengerti tentang komunikasi sebagai proses dakwah, mengingat kesempurnaan hanya milik Allah Swt, maka dari itu saran dan kritik dari pembaca akan sangat berguna untuk dijadikan bahan tambahan.
“Komunikasi bagian dari dakwah”

          Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dinamakan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia. Disinilah berlaku pola proses dakwah dengan proses komunikasi. Apalagi bahwa ajaran-ajaran keagamaan tidak semuanya berupa bentuk keterangan yang gamblang. Sebaliknya kebanyakan pesan keagamaan justru berupa lambang-lambang atau simbol-simbol yang harus diuraikan dan diinterpretasikan, agar dapat dipahami oleh manusia. Menurut Osgood, proses komunikasi ditinjau dari peranan manusia dalam hal member interpretasi  (penafsiran)  terhadap  lambang  lambang  tertentu  (massage=pesan).  pesan-pesan disampaikan (encode) kepada komunikan (dalam bahasa dakwah disebut mad'u) untuk kemudian ditafsirkan dan selanjutnya disampaikan kembali kepada pihak komunikator, dalam bentuk pesan-pesan baik berupa feedback atau respons tertentu sebagai efek dari pesan yang dikomunikasikan. Jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah adalah proses komunikasi itu sendiri. tentu yang dimaksud adalah proses komunikasi keagamaan. 
          Dakwah dalam kerangka proses komunikasi inilah yang didalam berbagai istilah islam disebut sebagai tabligh, yang menjadi inti dari komunikasi dakwah. tabligh berkaitan dengan sifat dan dan fungsi utama Rasul, jadi tabligh ini tidak hanya diartikan sebagai menyampaikan pesan keagamaan saja, apalagi dibatasi dengan penyampaian secara lisan. Sehingga istilah tabligh disini nampaknya lebih pas jika diartikan sebagai proses penyampaian pesan atau risalah keagamaan, melalui berbagai metode, bermacam media, dan mencakup materi-materi keagamaan umumnya, sehingga manusia yang menjadi sasarannya dapat menerima dan memahami pesan dari tabligh tersebut, baik dalam bentuk feedback langsung (menolak atau menerima), atau responsi perbuatan langsung.

          Di antara keduanya terdapat satu persamaam yang tak dapat dipungkiri lagi. Adapun mengenai perbedaan antara komunikasi dan dakwah dapat dilihat di bawah ini :
·  Dakwah :
1.     Pesan yang disampaikan lebih spesifik dibanding dengan pesan dalam komunikasi, dakwah biasanya berhubungan dengan amar ma’ruf dan nahi munkar.
2.     Target dalam dakwah biasanya lebih spesifik untuk sesuatu yang berhubungan dengan keislaman.
3.     Dakwah mengandung seruan atau ajakan kepada jalan kebenaran.

·  Komunikasi :
1.     komunikasi cakupannya lebih luas dibanding dengan dakwah, tidak ada batasan pesan dalam komunikasi. Apapun yang termasuk pesan dan disampaikan itu termasuk komunikasi.
2.     sasaran dalam berkomunikasi luas.
3.     komunikasi merupakan proses penyampaian informasi atau ide atau gagasan.

Menurut Colin Chery, berdasarkan pendekatan sosiologis mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa, atau tanda dalam memiliki sendiri serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan guna mencapai tujuan, kominikasi merupakan peristiwa sosial yang bertujuan untuk memberikan informasi, membentuk pengertian, menghibur, bahkan mempengaruhi orang lain . Sebenarnya dakwah itu sendiri adalah komunikasi, dakwah tanpa komunikasi tidak akan mampu berjalan menuju target-target yang diinginkan, demikian komunikasi tanpa dakwah akan kehilangan nilai-nilai Ilahi dalam kehidupan. Maka dari sekian banyak definisi dakwah ada sebuah definisi yang menyatakan, bahwa dakwah adalah proses komunikasi efektif dan kontinyu, bersifat umum dan rasional, dengan menggunakan cara-cara ilmiah dan sarana yang efesien, dalam mencapai tujuan-tujuannya . Jalaluddin Rakhmat berpendapat bahwa juru dakwah atau orang yang menyampaikan (tabligh) pesan dakwah disebut dalam ilmu komunikasi sebagai komunikator atau orang yang menyampaikan pesan kepada pihak komunikan. Secara umum komunikasi memiliki kecenderungan menyampaikan pesan-pesan yang sifatnya lebih umum, baik tentang informasi yang sifatnya ilmiah ataupun yang lainnya. Komunikasi sendiri memiliki banyak keterkaitan dengan keilmuan-keilmuan umum seperti psikologi, serta ilmu-ilmu social lainnya. komunikasi dan dakwah menurut Jalaluddin Rakhmat dengan menggabungkan ide dakwahnya melalui kemampuan berkomunikasi yang baik, sehingga jelas bahwa baik kata komunikasi ataupun dakwah secara khusus tidak memiliki kesamaan, namun secara umum kesamaan antara komunikasi dan dakwah pada pesannya dimana pesan pada keilmuan bidang komunikasi lebih bersifat umum sedangkan pesan yang ada dalam keilmuan bidang dakwah lebih khusus pada bidang keagamaan Islam .

·        Hubungnan Proses Komunikasi Dengan Penyampaian Pesan Dakwah
Dalam ajaran Islam, komunikasi mendapatkan tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai anggota masyarakat, dan sebagai makhluk Tuhan, Allah Berfirman :
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas" (QS. Ali Imran : 112).

Dalam Interaksi antara Da'i dan Mad'u, Da'i dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah (materi dakwah), melalui alat atau sarana yang ada. Komunikasi dalam proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk memberikan pengertian, mempengaruhi sikap, membina hubungan sosial yang baik, tapi tujuan terpenting dalam berkomunikasi adalah mendorong Mad'u untuk bertindak melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan terlebih dahulu memberikan pengertian-pengertian, mempengaruhi sikap, dan membina hubungan baik. Dalam proses bagaimana Mad'u menerimsa informasi, mengolahnya, menyimpan, dan menghasilkan informasi dalam psikologi komunikasi disebut sebagai sistem komunikasi Intra Personal. Jalaluddin Rakhmat memandang dalam proses penyampaian pesan dakwah melalui media baik cetak maupun elektronik, seorang juru dakwah harus mampu menyesuaikan kedudukannnya sebagai komunikator yang berhadapan dengan sekian banyak audiens dan dengan latar belakang pendidikan, usia, profesi yang berbeda.
Dalam penyampaian pesan dakwah secara lisan atau langsung, juru dakwah akan berhadapan dengan kelompok audiens yang mempunyai kecenderungan sama. Sehingga para juru dakwah dapat menampilkan penyampaian pesan dakwah yang sesuai dengan kebutuhan. Baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung .

·        Tujuan Komunikasi dan Dakwah
Tujuan dakwah atau pun tujuan komunikasi memiliki kesamaan, komunikasi dan dakwah memiliki tujuan untuk merubah prilaku orang yang diajak berkomunikasi atau orang yang sedang menerima dakwah agar mengikuti seruan atau ajakan yang disampaikan. Jalal hanya tidak pernah menyampaikan komunikasi yang dikaitkan dengan dakwah, namun dalam pengertian-pengertian yang diuraikan dalam memahami semua unsur dan kegiatan komunikasi mempunya kesamaan dengan semua unsur dan kegiatan dalam hal dakwah. Baik tujuan dari komunikasi ataupun tujuan dari dakwah adalah proses dimana seseorang menghendaki adanya perubahan sikap dan tingkah laku orang atau objek komunikasi atau dakwah sesuai dengan harapan si pelaku.

Tujuan yang hendak dicapai dari komunikasi dakwah itu sendiri memiliki tiga dimensi. Pertama, tujuan awal dimana tujuan dari proses komunikasi dakwah itu adalah terjadinya perubahan pemikiran, sikap dan prilaku dari komunikan. Kedua, tujuan sementara dimana tujuan ini hanya difokoskan pada perubahan kehidupan selama di dunia saja. Adapun yang hendak dicapai dari tujuan komunikasi dakwah itu sendiri mencakup dua tujuan diatas sampai pada tujuan akhir dimana adanya kebahagiaan di dunia dan akhirat .

·        Model-Model Komunikasi Dalam Penyampaian Pesan Dakwah
Pertama dengan dakwah Bil-Lisan Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin . Kedua dengan Bil-Qolam yakni dakwah yang disampaikan melalui tulisan yang diterbitkan atau dipublikasikan melaui media massa, buku, buletin, brosur, pamflet, dan sebagainya . Ketiga dengan Dakwah Bil Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah . Keempat dengan Dakwah bil Hikmah yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif .

·        Proses Komunikasi Dakwah
Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dimaksud dengan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran Islam yang didakwahkan merupakan sekeumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia, jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, sampai pada tahapan tanggapan Mad'u serta pelaksanaan ajaran kegamaan sebagai hasil dari proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. Maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah merupakan proses komunikasi itu sendiri. Tentu saja yang dimaksud adalah proses komunkasi keagamaan, maka sebagaimana kebutuhan ilmu dakwah terhadap ilmu yang lain, disni ilmu dakwah dapat dikembangkan melalui ilmu komunikasi.
Baik komunikasi atau dakwah keduanya dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsuang. Dalam proses secara langsung komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non verbal. Dalam penyampaian pesan verbal komunikasi atau dakwah itu bisa bersifat satu arah ataupun dua arah. Dalam komunikasi atau dakwah non verbal kegiatan ini bisa dilakukan memalui berbagai kegiatan atau iklan-iklan yang tujuannya perubahan sikap dan tingkah laku.
Menurut Jalal Dalam menyampaikan pesan dakwahnya menggunkan dua bentuk penyampaian pesan dakwah. Pertama verbal, dimana pesan komunikasi dakwah yang dilakukan Jalal menggunakan lisan atau ucapan. Kedua non verbal, yaitu pesan dakwah yang disampaikan melalui tulisan. Dalam melakukan pendekatan kepada audiens Jalal menggunkan beberapa pendekatan. Yaitu, persuasive dan koersif. Perubahan tingkah laku akibat proses dari komunikasi atau dakwah tersebut adalah respon dari objek. Respon yang ditanggapi secara positif akan melahirkan tingkah laku atau sikap sesuai dengan yang direncanakan oleh komunikator ataupun Da’i. adapun respon negative adalah proses perlawanan sikap komunikan atau Mad’u terhadap tujuan yang akan dicapai. Secara sederhana respon merupakan proses reaksi dari aksi yang disampaikan oleh seseorang yang dilakukan baik secara sadar atau tidak sadar .

·        Kesimpulan
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses dakwah merupakan suatu proses penyampaian informasi nilai-nilai keislaman yang bersifat verbal dan non verbal baik secara langsung maupun tidak langsung dengan bertujuan bahwa apa yang dikomunikasikan Da’i terhadap Mad’u bisa direalisasikan kedalam kehidupan sehari-hari dengan kesadaran keagamaan, dengan menggunakan metode bil-lisan, bil-qalam, bil-hal, dan bil-hikmah dengan itu maka pesan dakwah bisa terealisasikan dengan baik sesuai dengan karakteristik Mad’u.

·        Penutup

Demikianlah pembahasan tentang komunikasi bagian dari dakwah, semoga bisa menjadikan manfa’at bagi para pembaca serta dalam ini pembaca sekaligus penulis dapat mengerti tentang komunikasi sebagai proses dakwah, mengingat kesempurnaan hanya milik Allah Swt, maka dari itu saran dan kritik dari pembaca akan sangat berguna untuk dijadikan bahan tambahan.

Kamis, 07 November 2013

Airmata Bahagia versi anak BKI Let 2013 ( Amelia putri )

Airmata Bahagia


sayangku
tiada alasan untuk membiarkanmu
tenggelam bersama mimpi dan angan
larut dalam lara nestapa kepahitan

aku tak ingin melihat tangismu
yang membangkitkan kerawanan hatiku
dan menjadi perhiasan rindumu

aku selalu mengingat
ketika bening mata jatuh di dadamu
rona wajahmu pancarkan rasa terdalam
lukiskan keinginan hati menggebu

aku tahu
segala rasa yang membelenggu
tertahan oleh rentang waktu

kini
aku ingin kau basuh hatimu
dengan air mata bahagia
sirami dengan cinta
yang ada pada kita
UNTUK SELAMANYA


lantunan aksara Seberkas Cinta Tersisa 

“Muhammad Fajri bin Abdurrahman”

Rabu, 06 November 2013

Aurat Wanita




"Aurat Wanita"

Dari Ibnu Mas'ud ra., Rasulullah saw bersabda, "Wanita itu seluruhnya aurat." (Thabrani). Aurat menurut bahasa adalah sesuatu perkara yang malu jika diperlihatkan. Atau bisa juga disebut, sesuatu yang menjadi aib atau cela jika diperlihatkan. Oleh sebab itu, seseorang yang menampakkan auratnya di depan yang lainnya, adalah mereka yang tidak memiliki rasa malu, atau mereka yang memiliki aib.
Allah swt. berfirman, "Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu dan anak-anak perempuanmu, dan istri-istri kaum mukminin, hendaknya mereka memanjangkan jilbab mereka ke seluruh tubuh. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, dan karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Al Ahzab: 59).
Syaikh Rasyid Ridha, dalam kitabnya 'Nida Lil Jinsil Lathif menerangkan latar belakang turunnya ayat ini, bahwa sebelum ayat ini diturunkan, kaum wanita mukminat biasa rnengenakan pakaian seperti lazimnya wanita-wanita non-muslimah pada masa jahiliyah, yaitu terbuka leher dan sebagian dada-dada mereka. Hanya sesekali mereka rnengenakan jilbab, itu pun tidak merata.
Jilbab adalah sejenis pakaian luar yang menutupi seluruh anggota tubuh. Jika mereka merasa perlu mereka memakainya, tetapi jika tidak, mereka tidak akan memakainya. Orang-orang yang usil, lantas mengganggu mereka lantaran wanita-wanita itu disangka amat (hamba sahaya wanita). Sebab memang amatlah yang sering kali sengaja mempertontonkan sebagian dari anggota tubuh mereka. Kebiasaan itulah yang kemudian dijadikan sarana oleh kaum munafik untuk mengganggu kaum wanita mukminah, termasuk istri-istri Nabi. Dan mereka beralasan bahwa mereka menyangka wanita-wanita itu adalah amat. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan kepada seluruh wanita mukminah agar memanjangkan jilbab-jilbab mereka dengan menutup kepala, leher sampai dada mereka. Dengan demikian mereka dapat mengenali bahwa wanita-wanita yang memakai jilbab adalah wanita-wanita mukminah.
Menutup aurat bagi wanita adalah hikmah dari Allah Ta'ala untuk menyelamatkan kaum wanita dari bahaya fitnah. Sebagaimana ditegaskan oleh Umar bin Khattab ra., beliau berkata, "Bertaqwalah kepada Allah Tuhan kalian. Dan jangan biarkan istri dan anak perempuan kalian mengenakan pakaian Qibthi, karena sekalipun tidak tipis namun ia dapat menimbulkan rangsangan dan mengundang fitnah." (Tarikh At Thabari: IV/215).

Wanita Shalehah



Wanita Shalehah

Bismillahirrahmanirrahim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan sekelian alam. Selawat serta salam buat junjungan mulia Nabi Muhammad S.A.W. keluarga serta para sahabat dan pengikut yang istiqamah menuruti baginda hingga ke hari kiamat.
Sahabat yang dirahmati Allah,
Dari pada Umm Salamah, isteri Nabi SAW, katanya : Aku bertanya, "Ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari bermata jeli?
Baginda menjawab, "Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak terlihat."
Aku bertanya, "Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari?"
Baginda menjawab, "Kerana shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas."
Mereka berkata : "Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami reda dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya." (Hadis Riwayat ath-Tabrani) Subhanallah...alangkah mulianya derajat seorang wanita shalehah! Sehingga dikatakan lebih baik daripada bidadari syurga. Semoga hadis ini menjadi motivasi bagi kita semua dalam memperbaiki diri agar menjadi lebih baik daripada bidadari syurga. InsyaAllah.
Tapi, bagaimana yang dikatakan wanita shalehah itu?
  1. Wanita shalehah seniasa mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri dan manusia seluruhnya.
  2. Wanita shalehah tidak suka perangai wanita jahiliyah yang suka berhibur dan berhias diri hingga menimbulkan fitnah dunia.
  3. Wanita shalehah tidak bermusafir melainkan bersama mahram atau suaminya. Kecuali dalam keadaan terpaksa dan berhati-hati menjaga keselamatan dirinya.
  4. Wanita shalehah sentiasa membantu dalam perkara kebenaran, kebajikan dan takwa dan menjauhkan dirinya daripada membantu dalam bermaksiat kepada Allah S.W.T.
  5. Wanita shalehah sentiasa bersedekah dan infak di jalan Allah, sama aja dalam keadaan susah atau senang.
  6. Wanita shalehah sentiasa berbuat baik kepada kedua ibu bapanya, adik beradik dan kaum kerabatnya, tidak suka memutuskan silaturahim.
  7. Wanita shalehah sentiasa menjaga shalat fardu, puasa Ramadan, mentaati suaminya dan menjaga kehormatan diri.
  8. Wanita shalehah sentiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga dan menghormati orang lain.
  9. Wanita shalehah bukanlah dilihat dari bentuk tubuh badannya yang mempersona, tetapi dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya yang mempersona itu.
  10. Wanita shalehah bukanlah dilihat dari sebanyak mana kebaikan yang diberikannya , tetapi dari keikhlasan ketika ia memberikan segala kebaikan itu.
  11. Wanita shalehah bukanlah dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya menyayi dan bernasyid, tetapi dilihat dari apa yang sering mulutnya bicarakan yang benar, tidak mengumpat, mengadu domba dan keluar kata-kata kesat.
  12. Wanita shalehah bukan dilihat dari keahliannya berbahasa dan berpidato, tetapi dilihat dari bagaimana caranya ia berbicara dan berhujah untuk menegakkan kebenaran.
Berdasarkan ayat 31, surah An Nurr, Abdullah Ibn Abbas dan lain-lainnya berpendapat, "Seseorang wanita Islam hanya boleh mendedahkan wajah, dua tapak tangan dan cincinnya di hadapan lelaki yang bukan mahram"(As Syeikh Said Hawa di dalam kitabnya Al Asas fit Tasir)
Firman Allah S.W.T maksudnya : "Janganlah perempuan -perempuan itu terlalu lunak dalam berbicara sehingga menghairahkan orang yang ada perasaan dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan yang baik-baik"(Surah al-Ahzab ayat 32)
Wanita shalehah bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian yang berfesion dan mahal-mahal tetapi dilihat dari sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya melalui apa yang dipakainya. Bertudung labuh dan berbaju kurung tidak membenarkan bentuk tubuhnya di tonton oleh lelaki yang bukan mahram. Wanita shalehah bukan dilihat dari kekhuwatirannya digoda orang di tepi jalanan tetapi dilihat dari kekhuwatirannya dirinyalah yang mengundang orang tergoda.
Wanita shalehah itu berhati lembut, menyenangkan dan menyejukkan bila dipandang mata serta menenteramkan hati setiap pemiliknya. Dialah wanita solehah yang menjaga kesucian dirinya. Allah telah menetapkan beberapa wanita mulia sebagai penghuni surga dan penghulu (pemimpin) para bidadari.
Firman Allah S.W.T. dalam surah ad-Dukhan ayat 51-54 maksudnya : "Sesungguhnya orang-orang bertakwa berada di tempat yang aman. Di dalam taman-taman dan mata air-mata air. Mereka memakai sutera halus dan sutera tebal (duduk) berhadap-hadapan. Demikianlah dan Kami jodohkan mereka kepada bidadari-bidadari bermata jeli".
Ingatlah wahai lelaki mukmin! Orang yang terbaik dikalangan kalian adalah orang yang berbuat baik kepada isterinya (wanita shalehah) dan memuliakan kaum wanita. Nabi S.A.W mengatakan orang lelaki yang menghina wanita adalah orang yang tidak tahu budi.
Rasulullah SAW bersabda, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik akhlaknya, dan yang berbuat baik kepada ahli keluarganya.” (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi) Lagi sabda Rasulullah SAW, “Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya; dan aku adalah yang terbaik dari kamu terhadap keluargaku. Orang yang memuliakan kaum wanita adalah orang yang mulia, dan orang yang menghina kaum wanita adalah orang yang tidak tahu budi.” (Hadis Riwayat Abu ‘Asakir).

Nabi S.A.W. bersabda yang bermaksud " Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan itu adalah wanita shalehah."

“Menatap Masa Depan Aceh Dalam Kerangka Perdamaian MOU Helsinki”



“Menatap Masa Depan Aceh Dalam Kerangka Perdamaian MOU Helsinki”

A.    Sejarah Atjeh Tempo Masa Konflik.

Saya teringat dengan lagu yang dinyanyikan oleh salah satu penyanyi kebanggaan Atjeh T.Rafly yang judulnya “ Aneuk Yatim “ .  Memang lagunya banyak yang menyentuh dan sarat akan makna. Dalam lagu tersebut, menceritakan tentang kisah pahit seorang ibu dan anaknya yang tinggal dalam masa-masa konflik Atjeh. Sang anak selalu menangis tersedu-sedu karena rindu pada ayahnya yang tak kunjung pulang. Tiap waktu, dia menanyakan ibunya tentang keberadaan ayahnya itu. Sang ibu hanya bisa mengelus dada, tak tahu harus menjawab apa. Karena ayahnya itu hilang ntah kemana dibawa oleh orang-orang yang tak dikenal.
Harapan anaknya itu, seandainya ayahnya masih hidup, suatu saat ketika dia sudah tumbuh dewasa, dia akan mencari ayahnya dan mengajaknya pulang kembali, berkumpul bertiga bersama ibunya dan memiliki keluarga yang utuh. Namun, jika ayahnya sudah meninggal hanya satu harapannya, "meupat jrat" alias tahu letak kuburan ayahnya itu agar dia bisa berdoa.
Selepas kepergian ayahnya itu, sang anaklah yang bekerja keras mencari upah untuk menghidupi kehidupannya dan ibunya. Dengan sabar dan ketabahan ibu dan anak terus bertahan. Nasib sudah diatur oleh Allah, manusialah yang harus sabar dan tidak berputus asa. Suatu saat, pasti kebahagiaan akan tiba. Harapan mereka, suatu saat Atjeh akan aman dan damai. Tidak ada lagi terjadi pertumpahan darah, Atjeh tetap jaya dengan mempertahankan kekokohan agama. Sehingga tak akan ada lagi anak-anak yang menjadi yatim karena ayahnya yang tak tau hilang ntah ke mana.
Segelintir kisah pahit warga Atjeh yang hidup ketika terjadi konflik yang berkepanjangan. Puncaknya adalah ketika pemerintahan orde baru di bawah pimpinan presiden Soeharto. Atjeh  ketika itu merasa terlalu sering dikhianati dan tertindas, sedangkan pemerintahan RI menganggap Atjeh telah memberontak sehingga memicu timbulnya perang di kedua belah pihak. Saat itu, saya masih duduk di bangku SD dan masih belum mengerti apa-apa, kalau tidak salah masih duduk di kelas 3 sekitar tahun 1998-1999. Keadaan Atjeh sangat tidak aman, tidak yang seperti kita lihat saat ini. Rentetetan senjata api terdengar di mana-mana, pekikan referendum selalu di teriakkan.
Saya dulu masih belum paham, sebenarnya apa yang sedang terjadi saat itu. Suatu hari, ketika saya dan teman-teman sedang berada di sekolah melaksanakan aktifitas belajar seperti biasanya, dari kejauhan tiba-tiba saja terdengar suara letusan senjata api. Kontak senjata terjadi secara bertubi-tubi.
"TIARAAAPPPP....!!!!!", guru-guru pun panik dan dengan segera mengamankan kami para murid. Tak lama sesudah itu, jalanan pun ramai, anak-anak muda dan juga orang-orang tua yang pria turun ke jalan meneriakkan kata-kata referendum yang saya tak tahu artinya apa. Mereka berjalan kaki dan juga menaiki truk-truk. Dan sepulang ke rumah, barulah saya tahu kalau ternyata referendum itu adalah harapan warga Atjeh untuk merdeka.
Hari-hari kami lewati dengan perasaan was was dan tak aman. Terlebih lagi para kaum pria yang sudah dewasa, jika tak waspada, maka dia akan hilang dan dibawa pergi oleh orang yang tak dikenal bersenjata dan memakai seragam.
Saya Sangat-sangat takut waktu itu, karena saya tinggal di daerah pendalam yang bertepatan di desa lameue kec,sakti kab.pidie, kampong saya dekat dengan gunung dan selalu tiap hari ada letusan senjata/bom , saya sangat panik dan saya juga pernah ikot mengungsi waktu:. Perang antara kedua belah pihak (Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintahan RI) sering terjadi di daerah perkampungan dan hutan-hutan. Jadi,  saat itu di Atjeh kita tak bisa berpergian terlalu jauh dan keluar rumah di atas jam 9 malam, Jika ingin aman.
Banyak juga warga yang tak bersalah menjadi korban karena dianggap mata-mata salah satu pihak atau dianggap memberontak. tak hanya itu, para warga yang kaya juga sering menjadi korban, harta dirampas dengan alasan keperluan perang.
Makanya, saat itulah begitu banyak warga Atjeh yang harus menjadi janda dan menjadi yatim. Hingga menanggung luka yang sangat dalam, bahkan ada juga yang menaruh dendam.
Itu hanya cerita lama yang menjadi sejarah kelam masyarakat Atjeh. Saat ini, Aceh sedang merentas jalan damainya. Perdamaian ini didapatkan setelah musibah besar melanda Atjeh yaitu gempa dan tsunami besar tanggal 26 Desember 2004 yang melanda sebagian besar pesisir barat Aceh, termasuk Banda Aceh, dan menyebabkan kematian ratusan ribu jiwa. Di samping itu, telah muncul aspirasi dari beberapa wilayah Aceh, khususnya di bagian barat, selatan dan pedalaman untuk memisahkan diri dari Aceh dan membentuk provinis-provinsi baru.
. Tepatnya tanggal 15 Agustus 2005, perjanjian damai Atjeh dan pemerintahan RI pun ditanda tangani. Atjeh kembali aman, konflik berkepanjangan pun telah usai.
Saat ini, Atjeh dituntut untuk melakukan rekonsiliasi dan rekontruksi dari konflik dan musibah yang telah didapatnya. Damai tak hanya sekedar terlepas dari konflik belaka dan pembangunan di sana-sini. Perjuangan berat warga Atjeh adalah mempertahankan kedamaian Atjeh dan meneruskan jalan damai dengan memajukan Atjeh ini secara menyeluruh. Tanpa dendam, tanpa terikat dengan sejarah pahit masa lalu.
Memang damai sudah Atjeh dapatkan, tapi untuk apakah damai jika tidak dijalani dengan baik dan benar? Korupsi masih terjadi, demo di mana-mana, pengangguran dan kemiskinan tidak bisa diberantas dan juga warga masih bermalas-malasan??
Damai bukan hanya di atas kertas, namun damai berarti terjamin kesejahteraan dan keamanan lahir dan batin. Antara warga dan pemerintahan.


B.     Masa Depan Aceh Dalam Kerangka Perdamaian MOU Helsinki.

Suatu bangsa tidak akan punah karena menginsafi kesalahannya yang telah mereka lakukan, tapi suatu bangsa akan punah jika mengulangi kembali kesalahan-kesalahan yang pernah di lakukannya.
Realita kebanyakan orang Atjeh sekarang khususnya sesudah di teken MoU Helsinki, mengalami syndrome "Narcissistic Behavior", yaitu kelainan jiwa yang selalu menganggap dirinya hebat, percaya diri yang berlebihan, gila pangkat/haus kekuasaan dan pujian, manipulatif, suka kemewahan, sensitif, ambius,egois, dan anti kritik.
Best MoU helsinki adalah hasil susah payah yang dicapai Atjeh melalui GAM tentang keadilan atjeh khususnya. Dari hal tersebut bahwa perlu disadari MoU itu adalah modal bangsa atjeh untuk menuju tujuan nya sebagai pertengahan perjuangan atjeh terhadap cita-cita.
Perang sudah reda, sekarang kita sudah menggenggam 70% atjeh dalam gengaman yang bersyarat, mari sama-sama kita membangun dan mendukung pemerintahan sekarang dalam mengupas jelas turunan MoU, tidak perlu demo atau lain-lain yang menyebabkan perpecahan.
Buktikan kepada dunia yang sekarang melirik atjeh, bahwa kita sanggup dan bisa memimpin diri kita sendiri dan layak sebagai sebuah negara. Saya tidak memandang lebih kedepan, akan tetapi mari sama-sama kita intropeksi diri bahwa konflik senjata yang berkepanjangan hanya menjadi kita bodoh akan ilmu, sejarah, ekonomi, dan lain-lain sebagainya.
Disusul dengan ganas gelombang stunami yang menyapu bersih pesisir-pesisir atjeh, korban hingga sekian banyak, saya rasa perdamaian ini adalah hal awal dari sebuah kemenangan, dimana dulu kita hanya menjadi liar di tanah sendiri ( DOM, DM, dan lain-lain ).
Untuk apa kita saling menyalahkan, kalau bahwa pada dasar kita semua tau dimana kelemahan kubu GAM dalam segala bidang (RAHASIA) , menimbang dengan sejarah bahwa atjeh belum pernah terkalahkan, mungkin ini lah jalan keluar damai dan MoU lahir dari perjuangan pertengahan bangsa atjeh atas keadilan.
Kedepan Nasib MoU helsinki GAM - RI:
saya rasa itu tergantung pemerintahan dalam menjalankan semuanya, saya selaku mahasiswa biasa akan terus mendukung upaya ini, karena kita tau bahwa fase-fase dalam MoU sangat menguntungkan atjeh apabila semua itu dijalankan sesuai aturan dan dukungan dari instansi sipil dan daerah terhadap pemerintah atjeh (agar tidak merasa sendiri).
yang jelas qanun-qanun sangat dibutuh oleh pemerintah atjeh agar sejarah dan kekuatan hukum ada dalam melakukan tindakan apa pun.
Mari sama-sama kita membangun atjeh, saya dari mahasiswa, anda dari masyarakat sipil, dan seluruh masyarakat atjeh, agar sama-sama kita mengawal dan mendesak pemerintah pusat memperyatakan apa-apa yang telah dijanjikan dalam MoU.
jangan kita ingat senang kalau kita harus lupa dengan susah.
Rimba adalah saksi bisu bagi perjuangan atjeh.
Biarkan waktu yang menentukan. Kita terus berpacu berkerja, tidak usah peduli apa yang dikatakan orang. Perjuangan masih panjang. yang jelas kerja kita hari ini yang akan menentukan masa depan generasi atjeh.
Saya sebagai hamba hanya dapat terus tanpa lelah mengajak dan berkata fakta sesuai realita yang berkembang. Tiada pintu tertutup sedetikpun untuk setiap kita mahasiswa memberi saran dan kritikan yang bertujuan membangun kesejahteraan bersama. Karena dimana sebuah kapal yang kita tumpangi tidak terlepas dari peranan-peranan awak kapal menuju ke pelabuhan yang kita alamatkan.
Tiada hambatan yang sangat permanen jika kita mengjangkul bersama.
persis alunan cerita seorang petani mengarap lahannya, ada yang memerankan cangkul, skrop dan ada pula yang memerankan indikator lain dengan tujuan dapat mengahsilkan secara produktif apa yang telah kita garapkan. Dan jika terjadi gagal panen itulah sebuah takdir, takdir itu jika segala uapaya usaha telah kita tempuh. Apabila jika kita belum terlibat dalam usaha bersama dari berbagai akses jangan pernah mengeluh dan mencemoohkan takdir.
Selalu ada jalan keluar dari maslah yang kita hadapi, seperti pertayaan yang memiliki sebuah jawaban meski terkadang sebuah pertayaan tidak selalu di ikuti dengan jawaban pada waktu yang sama.
Adil dalam menghukumi kesalahan. Karena tidak ada manusia yang bisa terlepas dari kesalahan kecuali Nabi Muhmmad saw. sekalipun orang tersebut, bertakwa, berilmu, dan wara. sebagaimana telah di ketahui, kesalahan merupakan perkara yang sudah nyata kebenarannya tidak sama dengan kesalahan yang masih samar.
Di antara sarana yang dapat membantu terwujudnya penyatuan barisan adalah dengan cara menguatkan hubungan antara para sesama aktivisi ulama serta intlektualitas lainya pada umumnya. hal ini dapat dilakukan di sela-sela aktivitas individual, bersilaturahmi, berkumpul dan saling membantu dalam pekerjaan maupun yang lainnya. Hubungan saudara sesama muslim yang di sertai dengan rasa cinta akan membuka pintu dialog ketika terjadi perselisihan ataupun kontroversial. Kecintaan tersebut akan menjembatani perselisihan yang terjadi di antara kita, berbeda halnya bila kita dengan kurang sadar akan renggannya hubungan. Semua itu kemungkinan besar sulit untuk di satukan.
Semoga tulisan dan hasil buah pikiran saya di atas dapat di petik point-point yang akan kita implementasikan kedalam dataran konsep hidup kita kedepan dengan sangat penuh kesadaran didalamnya.

Biodata Penulis :
Nama                           : Muhammad Fajri
TTL                             : Lameu, 16 Januari 1990
Alamat                          : Banda Atjeh
Alamat Asal                   : Desa Lameue Kec. Sakti Kab. Pidie
Pekerjaan                     : Mahasiswa UIIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh
Blog                            : http://mohdfajribinar.blogspot.com/
Fb                               : Muhammad Fajri Bin Abdurrahman