Halaman

Jumat, 08 November 2013

“Komunikasi bagian dari dakwah”

“Komunikasi bagian dari dakwah”

          Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dinamakan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia. Disinilah berlaku pola proses dakwah dengan proses komunikasi. Apalagi bahwa ajaran-ajaran keagamaan tidak semuanya berupa bentuk keterangan yang gamblang. Sebaliknya kebanyakan pesan keagamaan justru berupa lambang-lambang atau simbol-simbol yang harus diuraikan dan diinterpretasikan, agar dapat dipahami oleh manusia. Menurut Osgood, proses komunikasi ditinjau dari peranan manusia dalam hal member interpretasi  (penafsiran)  terhadap  lambang  lambang  tertentu  (massage=pesan).  pesan-pesan disampaikan (encode) kepada komunikan (dalam bahasa dakwah disebut mad'u) untuk kemudian ditafsirkan dan selanjutnya disampaikan kembali kepada pihak komunikator, dalam bentuk pesan-pesan baik berupa feedback atau respons tertentu sebagai efek dari pesan yang dikomunikasikan. Jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah adalah proses komunikasi itu sendiri. tentu yang dimaksud adalah proses komunikasi keagamaan. 
          Dakwah dalam kerangka proses komunikasi inilah yang didalam berbagai istilah islam disebut sebagai tabligh, yang menjadi inti dari komunikasi dakwah. tabligh berkaitan dengan sifat dan dan fungsi utama Rasul, jadi tabligh ini tidak hanya diartikan sebagai menyampaikan pesan keagamaan saja, apalagi dibatasi dengan penyampaian secara lisan. Sehingga istilah tabligh disini nampaknya lebih pas jika diartikan sebagai proses penyampaian pesan atau risalah keagamaan, melalui berbagai metode, bermacam media, dan mencakup materi-materi keagamaan umumnya, sehingga manusia yang menjadi sasarannya dapat menerima dan memahami pesan dari tabligh tersebut, baik dalam bentuk feedback langsung (menolak atau menerima), atau responsi perbuatan langsung.

          Di antara keduanya terdapat satu persamaam yang tak dapat dipungkiri lagi. Adapun mengenai perbedaan antara komunikasi dan dakwah dapat dilihat di bawah ini :
·  Dakwah :
1.     Pesan yang disampaikan lebih spesifik dibanding dengan pesan dalam komunikasi, dakwah biasanya berhubungan dengan amar ma’ruf dan nahi munkar.
2.     Target dalam dakwah biasanya lebih spesifik untuk sesuatu yang berhubungan dengan keislaman.
3.     Dakwah mengandung seruan atau ajakan kepada jalan kebenaran.

·  Komunikasi :
1.     komunikasi cakupannya lebih luas dibanding dengan dakwah, tidak ada batasan pesan dalam komunikasi. Apapun yang termasuk pesan dan disampaikan itu termasuk komunikasi.
2.     sasaran dalam berkomunikasi luas.
3.     komunikasi merupakan proses penyampaian informasi atau ide atau gagasan.

Menurut Colin Chery, berdasarkan pendekatan sosiologis mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa, atau tanda dalam memiliki sendiri serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan guna mencapai tujuan, kominikasi merupakan peristiwa sosial yang bertujuan untuk memberikan informasi, membentuk pengertian, menghibur, bahkan mempengaruhi orang lain . Sebenarnya dakwah itu sendiri adalah komunikasi, dakwah tanpa komunikasi tidak akan mampu berjalan menuju target-target yang diinginkan, demikian komunikasi tanpa dakwah akan kehilangan nilai-nilai Ilahi dalam kehidupan. Maka dari sekian banyak definisi dakwah ada sebuah definisi yang menyatakan, bahwa dakwah adalah proses komunikasi efektif dan kontinyu, bersifat umum dan rasional, dengan menggunakan cara-cara ilmiah dan sarana yang efesien, dalam mencapai tujuan-tujuannya . Jalaluddin Rakhmat berpendapat bahwa juru dakwah atau orang yang menyampaikan (tabligh) pesan dakwah disebut dalam ilmu komunikasi sebagai komunikator atau orang yang menyampaikan pesan kepada pihak komunikan. Secara umum komunikasi memiliki kecenderungan menyampaikan pesan-pesan yang sifatnya lebih umum, baik tentang informasi yang sifatnya ilmiah ataupun yang lainnya. Komunikasi sendiri memiliki banyak keterkaitan dengan keilmuan-keilmuan umum seperti psikologi, serta ilmu-ilmu social lainnya. komunikasi dan dakwah menurut Jalaluddin Rakhmat dengan menggabungkan ide dakwahnya melalui kemampuan berkomunikasi yang baik, sehingga jelas bahwa baik kata komunikasi ataupun dakwah secara khusus tidak memiliki kesamaan, namun secara umum kesamaan antara komunikasi dan dakwah pada pesannya dimana pesan pada keilmuan bidang komunikasi lebih bersifat umum sedangkan pesan yang ada dalam keilmuan bidang dakwah lebih khusus pada bidang keagamaan Islam .

·        Hubungnan Proses Komunikasi Dengan Penyampaian Pesan Dakwah
Dalam ajaran Islam, komunikasi mendapatkan tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai anggota masyarakat, dan sebagai makhluk Tuhan, Allah Berfirman :
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas" (QS. Ali Imran : 112).

Dalam Interaksi antara Da'i dan Mad'u, Da'i dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah (materi dakwah), melalui alat atau sarana yang ada. Komunikasi dalam proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk memberikan pengertian, mempengaruhi sikap, membina hubungan sosial yang baik, tapi tujuan terpenting dalam berkomunikasi adalah mendorong Mad'u untuk bertindak melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan terlebih dahulu memberikan pengertian-pengertian, mempengaruhi sikap, dan membina hubungan baik. Dalam proses bagaimana Mad'u menerimsa informasi, mengolahnya, menyimpan, dan menghasilkan informasi dalam psikologi komunikasi disebut sebagai sistem komunikasi Intra Personal. Jalaluddin Rakhmat memandang dalam proses penyampaian pesan dakwah melalui media baik cetak maupun elektronik, seorang juru dakwah harus mampu menyesuaikan kedudukannnya sebagai komunikator yang berhadapan dengan sekian banyak audiens dan dengan latar belakang pendidikan, usia, profesi yang berbeda.
Dalam penyampaian pesan dakwah secara lisan atau langsung, juru dakwah akan berhadapan dengan kelompok audiens yang mempunyai kecenderungan sama. Sehingga para juru dakwah dapat menampilkan penyampaian pesan dakwah yang sesuai dengan kebutuhan. Baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung .

·        Tujuan Komunikasi dan Dakwah
Tujuan dakwah atau pun tujuan komunikasi memiliki kesamaan, komunikasi dan dakwah memiliki tujuan untuk merubah prilaku orang yang diajak berkomunikasi atau orang yang sedang menerima dakwah agar mengikuti seruan atau ajakan yang disampaikan. Jalal hanya tidak pernah menyampaikan komunikasi yang dikaitkan dengan dakwah, namun dalam pengertian-pengertian yang diuraikan dalam memahami semua unsur dan kegiatan komunikasi mempunya kesamaan dengan semua unsur dan kegiatan dalam hal dakwah. Baik tujuan dari komunikasi ataupun tujuan dari dakwah adalah proses dimana seseorang menghendaki adanya perubahan sikap dan tingkah laku orang atau objek komunikasi atau dakwah sesuai dengan harapan si pelaku.

Tujuan yang hendak dicapai dari komunikasi dakwah itu sendiri memiliki tiga dimensi. Pertama, tujuan awal dimana tujuan dari proses komunikasi dakwah itu adalah terjadinya perubahan pemikiran, sikap dan prilaku dari komunikan. Kedua, tujuan sementara dimana tujuan ini hanya difokoskan pada perubahan kehidupan selama di dunia saja. Adapun yang hendak dicapai dari tujuan komunikasi dakwah itu sendiri mencakup dua tujuan diatas sampai pada tujuan akhir dimana adanya kebahagiaan di dunia dan akhirat .

·        Model-Model Komunikasi Dalam Penyampaian Pesan Dakwah
Pertama dengan dakwah Bil-Lisan Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin . Kedua dengan Bil-Qolam yakni dakwah yang disampaikan melalui tulisan yang diterbitkan atau dipublikasikan melaui media massa, buku, buletin, brosur, pamflet, dan sebagainya . Ketiga dengan Dakwah Bil Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah . Keempat dengan Dakwah bil Hikmah yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif .

·        Proses Komunikasi Dakwah
Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dimaksud dengan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran Islam yang didakwahkan merupakan sekeumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia, jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, sampai pada tahapan tanggapan Mad'u serta pelaksanaan ajaran kegamaan sebagai hasil dari proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. Maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah merupakan proses komunikasi itu sendiri. Tentu saja yang dimaksud adalah proses komunkasi keagamaan, maka sebagaimana kebutuhan ilmu dakwah terhadap ilmu yang lain, disni ilmu dakwah dapat dikembangkan melalui ilmu komunikasi.
Baik komunikasi atau dakwah keduanya dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsuang. Dalam proses secara langsung komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non verbal. Dalam penyampaian pesan verbal komunikasi atau dakwah itu bisa bersifat satu arah ataupun dua arah. Dalam komunikasi atau dakwah non verbal kegiatan ini bisa dilakukan memalui berbagai kegiatan atau iklan-iklan yang tujuannya perubahan sikap dan tingkah laku.
Menurut Jalal Dalam menyampaikan pesan dakwahnya menggunkan dua bentuk penyampaian pesan dakwah. Pertama verbal, dimana pesan komunikasi dakwah yang dilakukan Jalal menggunakan lisan atau ucapan. Kedua non verbal, yaitu pesan dakwah yang disampaikan melalui tulisan. Dalam melakukan pendekatan kepada audiens Jalal menggunkan beberapa pendekatan. Yaitu, persuasive dan koersif. Perubahan tingkah laku akibat proses dari komunikasi atau dakwah tersebut adalah respon dari objek. Respon yang ditanggapi secara positif akan melahirkan tingkah laku atau sikap sesuai dengan yang direncanakan oleh komunikator ataupun Da’i. adapun respon negative adalah proses perlawanan sikap komunikan atau Mad’u terhadap tujuan yang akan dicapai. Secara sederhana respon merupakan proses reaksi dari aksi yang disampaikan oleh seseorang yang dilakukan baik secara sadar atau tidak sadar .

·        Kesimpulan
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses dakwah merupakan suatu proses penyampaian informasi nilai-nilai keislaman yang bersifat verbal dan non verbal baik secara langsung maupun tidak langsung dengan bertujuan bahwa apa yang dikomunikasikan Da’i terhadap Mad’u bisa direalisasikan kedalam kehidupan sehari-hari dengan kesadaran keagamaan, dengan menggunakan metode bil-lisan, bil-qalam, bil-hal, dan bil-hikmah dengan itu maka pesan dakwah bisa terealisasikan dengan baik sesuai dengan karakteristik Mad’u.

·        Penutup

Demikianlah pembahasan tentang komunikasi bagian dari dakwah, semoga bisa menjadikan manfa’at bagi para pembaca serta dalam ini pembaca sekaligus penulis dapat mengerti tentang komunikasi sebagai proses dakwah, mengingat kesempurnaan hanya milik Allah Swt, maka dari itu saran dan kritik dari pembaca akan sangat berguna untuk dijadikan bahan tambahan.
“Komunikasi bagian dari dakwah”

          Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dinamakan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia. Disinilah berlaku pola proses dakwah dengan proses komunikasi. Apalagi bahwa ajaran-ajaran keagamaan tidak semuanya berupa bentuk keterangan yang gamblang. Sebaliknya kebanyakan pesan keagamaan justru berupa lambang-lambang atau simbol-simbol yang harus diuraikan dan diinterpretasikan, agar dapat dipahami oleh manusia. Menurut Osgood, proses komunikasi ditinjau dari peranan manusia dalam hal member interpretasi  (penafsiran)  terhadap  lambang  lambang  tertentu  (massage=pesan).  pesan-pesan disampaikan (encode) kepada komunikan (dalam bahasa dakwah disebut mad'u) untuk kemudian ditafsirkan dan selanjutnya disampaikan kembali kepada pihak komunikator, dalam bentuk pesan-pesan baik berupa feedback atau respons tertentu sebagai efek dari pesan yang dikomunikasikan. Jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah adalah proses komunikasi itu sendiri. tentu yang dimaksud adalah proses komunikasi keagamaan. 
          Dakwah dalam kerangka proses komunikasi inilah yang didalam berbagai istilah islam disebut sebagai tabligh, yang menjadi inti dari komunikasi dakwah. tabligh berkaitan dengan sifat dan dan fungsi utama Rasul, jadi tabligh ini tidak hanya diartikan sebagai menyampaikan pesan keagamaan saja, apalagi dibatasi dengan penyampaian secara lisan. Sehingga istilah tabligh disini nampaknya lebih pas jika diartikan sebagai proses penyampaian pesan atau risalah keagamaan, melalui berbagai metode, bermacam media, dan mencakup materi-materi keagamaan umumnya, sehingga manusia yang menjadi sasarannya dapat menerima dan memahami pesan dari tabligh tersebut, baik dalam bentuk feedback langsung (menolak atau menerima), atau responsi perbuatan langsung.

          Di antara keduanya terdapat satu persamaam yang tak dapat dipungkiri lagi. Adapun mengenai perbedaan antara komunikasi dan dakwah dapat dilihat di bawah ini :
·  Dakwah :
1.     Pesan yang disampaikan lebih spesifik dibanding dengan pesan dalam komunikasi, dakwah biasanya berhubungan dengan amar ma’ruf dan nahi munkar.
2.     Target dalam dakwah biasanya lebih spesifik untuk sesuatu yang berhubungan dengan keislaman.
3.     Dakwah mengandung seruan atau ajakan kepada jalan kebenaran.

·  Komunikasi :
1.     komunikasi cakupannya lebih luas dibanding dengan dakwah, tidak ada batasan pesan dalam komunikasi. Apapun yang termasuk pesan dan disampaikan itu termasuk komunikasi.
2.     sasaran dalam berkomunikasi luas.
3.     komunikasi merupakan proses penyampaian informasi atau ide atau gagasan.

Menurut Colin Chery, berdasarkan pendekatan sosiologis mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa, atau tanda dalam memiliki sendiri serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan guna mencapai tujuan, kominikasi merupakan peristiwa sosial yang bertujuan untuk memberikan informasi, membentuk pengertian, menghibur, bahkan mempengaruhi orang lain . Sebenarnya dakwah itu sendiri adalah komunikasi, dakwah tanpa komunikasi tidak akan mampu berjalan menuju target-target yang diinginkan, demikian komunikasi tanpa dakwah akan kehilangan nilai-nilai Ilahi dalam kehidupan. Maka dari sekian banyak definisi dakwah ada sebuah definisi yang menyatakan, bahwa dakwah adalah proses komunikasi efektif dan kontinyu, bersifat umum dan rasional, dengan menggunakan cara-cara ilmiah dan sarana yang efesien, dalam mencapai tujuan-tujuannya . Jalaluddin Rakhmat berpendapat bahwa juru dakwah atau orang yang menyampaikan (tabligh) pesan dakwah disebut dalam ilmu komunikasi sebagai komunikator atau orang yang menyampaikan pesan kepada pihak komunikan. Secara umum komunikasi memiliki kecenderungan menyampaikan pesan-pesan yang sifatnya lebih umum, baik tentang informasi yang sifatnya ilmiah ataupun yang lainnya. Komunikasi sendiri memiliki banyak keterkaitan dengan keilmuan-keilmuan umum seperti psikologi, serta ilmu-ilmu social lainnya. komunikasi dan dakwah menurut Jalaluddin Rakhmat dengan menggabungkan ide dakwahnya melalui kemampuan berkomunikasi yang baik, sehingga jelas bahwa baik kata komunikasi ataupun dakwah secara khusus tidak memiliki kesamaan, namun secara umum kesamaan antara komunikasi dan dakwah pada pesannya dimana pesan pada keilmuan bidang komunikasi lebih bersifat umum sedangkan pesan yang ada dalam keilmuan bidang dakwah lebih khusus pada bidang keagamaan Islam .

·        Hubungnan Proses Komunikasi Dengan Penyampaian Pesan Dakwah
Dalam ajaran Islam, komunikasi mendapatkan tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai anggota masyarakat, dan sebagai makhluk Tuhan, Allah Berfirman :
"Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas" (QS. Ali Imran : 112).

Dalam Interaksi antara Da'i dan Mad'u, Da'i dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah (materi dakwah), melalui alat atau sarana yang ada. Komunikasi dalam proses dakwah tidak hanya ditujukan untuk memberikan pengertian, mempengaruhi sikap, membina hubungan sosial yang baik, tapi tujuan terpenting dalam berkomunikasi adalah mendorong Mad'u untuk bertindak melaksanakan ajaran-ajaran agama dengan terlebih dahulu memberikan pengertian-pengertian, mempengaruhi sikap, dan membina hubungan baik. Dalam proses bagaimana Mad'u menerimsa informasi, mengolahnya, menyimpan, dan menghasilkan informasi dalam psikologi komunikasi disebut sebagai sistem komunikasi Intra Personal. Jalaluddin Rakhmat memandang dalam proses penyampaian pesan dakwah melalui media baik cetak maupun elektronik, seorang juru dakwah harus mampu menyesuaikan kedudukannnya sebagai komunikator yang berhadapan dengan sekian banyak audiens dan dengan latar belakang pendidikan, usia, profesi yang berbeda.
Dalam penyampaian pesan dakwah secara lisan atau langsung, juru dakwah akan berhadapan dengan kelompok audiens yang mempunyai kecenderungan sama. Sehingga para juru dakwah dapat menampilkan penyampaian pesan dakwah yang sesuai dengan kebutuhan. Baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak langsuang, jelas mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan proses komunikasi mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung atau tidak langsung .

·        Tujuan Komunikasi dan Dakwah
Tujuan dakwah atau pun tujuan komunikasi memiliki kesamaan, komunikasi dan dakwah memiliki tujuan untuk merubah prilaku orang yang diajak berkomunikasi atau orang yang sedang menerima dakwah agar mengikuti seruan atau ajakan yang disampaikan. Jalal hanya tidak pernah menyampaikan komunikasi yang dikaitkan dengan dakwah, namun dalam pengertian-pengertian yang diuraikan dalam memahami semua unsur dan kegiatan komunikasi mempunya kesamaan dengan semua unsur dan kegiatan dalam hal dakwah. Baik tujuan dari komunikasi ataupun tujuan dari dakwah adalah proses dimana seseorang menghendaki adanya perubahan sikap dan tingkah laku orang atau objek komunikasi atau dakwah sesuai dengan harapan si pelaku.

Tujuan yang hendak dicapai dari komunikasi dakwah itu sendiri memiliki tiga dimensi. Pertama, tujuan awal dimana tujuan dari proses komunikasi dakwah itu adalah terjadinya perubahan pemikiran, sikap dan prilaku dari komunikan. Kedua, tujuan sementara dimana tujuan ini hanya difokoskan pada perubahan kehidupan selama di dunia saja. Adapun yang hendak dicapai dari tujuan komunikasi dakwah itu sendiri mencakup dua tujuan diatas sampai pada tujuan akhir dimana adanya kebahagiaan di dunia dan akhirat .

·        Model-Model Komunikasi Dalam Penyampaian Pesan Dakwah
Pertama dengan dakwah Bil-Lisan Dakwah jenis ini adalah penyampaian informasi atau pesan dakwah melalui lisan (ceramah atau komunikasi langsung antara subyek dan obyek dakwah). dakwah jenis ini akan menjadi efektif bila: disampaikan berkaitan dengan hari ibadah seperti khutbah Jumat atau khutbah hari Raya, kajian yang disampaikan menyangkut ibadah praktis, konteks sajian terprogram, disampaikan dengan metode dialog dengan hadirin . Kedua dengan Bil-Qolam yakni dakwah yang disampaikan melalui tulisan yang diterbitkan atau dipublikasikan melaui media massa, buku, buletin, brosur, pamflet, dan sebagainya . Ketiga dengan Dakwah Bil Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini dimaksudkan agar si penerima dakwah (al-Mad'ulah) mengikuti jejak dan hal ikhwal si Da'i (juru dakwah). Dakwah jenis ini mempunyai pengaruh yang besar pada diri penerima dakwah . Keempat dengan Dakwah bil Hikmah yakni menyampaikan dakwah dengan cara yang arif bijaksana, yaitu melakukan pendekatan sedemikian rupa sehingga pihak obyek dakwah mampu melaksanakan dakwah atas kemauannya sendiri, tidak merasa ada paksaan, tekanan maupun konflik. Dengan kata lain dakwah bi al-hikmah merupakan suatu metode pendekatan komunikasi dakwah yang dilakukan atas dasar persuasif .

·        Proses Komunikasi Dakwah
Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai keislaman membutuhkan apa yang dimaksud dengan proses pengkomunikasian. Kandungan ajaran Islam yang didakwahkan merupakan sekeumpulan pesan-pesan yang dikomunikasikan kepada manusia, jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, sampai pada tahapan tanggapan Mad'u serta pelaksanaan ajaran kegamaan sebagai hasil dari proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. Maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah merupakan proses komunikasi itu sendiri. Tentu saja yang dimaksud adalah proses komunkasi keagamaan, maka sebagaimana kebutuhan ilmu dakwah terhadap ilmu yang lain, disni ilmu dakwah dapat dikembangkan melalui ilmu komunikasi.
Baik komunikasi atau dakwah keduanya dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsuang. Dalam proses secara langsung komunikasi ataupun dakwah dapat dilakukan melalui dua cara yaitu verbal dan non verbal. Dalam penyampaian pesan verbal komunikasi atau dakwah itu bisa bersifat satu arah ataupun dua arah. Dalam komunikasi atau dakwah non verbal kegiatan ini bisa dilakukan memalui berbagai kegiatan atau iklan-iklan yang tujuannya perubahan sikap dan tingkah laku.
Menurut Jalal Dalam menyampaikan pesan dakwahnya menggunkan dua bentuk penyampaian pesan dakwah. Pertama verbal, dimana pesan komunikasi dakwah yang dilakukan Jalal menggunakan lisan atau ucapan. Kedua non verbal, yaitu pesan dakwah yang disampaikan melalui tulisan. Dalam melakukan pendekatan kepada audiens Jalal menggunkan beberapa pendekatan. Yaitu, persuasive dan koersif. Perubahan tingkah laku akibat proses dari komunikasi atau dakwah tersebut adalah respon dari objek. Respon yang ditanggapi secara positif akan melahirkan tingkah laku atau sikap sesuai dengan yang direncanakan oleh komunikator ataupun Da’i. adapun respon negative adalah proses perlawanan sikap komunikan atau Mad’u terhadap tujuan yang akan dicapai. Secara sederhana respon merupakan proses reaksi dari aksi yang disampaikan oleh seseorang yang dilakukan baik secara sadar atau tidak sadar .

·        Kesimpulan
Dari analisis diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses dakwah merupakan suatu proses penyampaian informasi nilai-nilai keislaman yang bersifat verbal dan non verbal baik secara langsung maupun tidak langsung dengan bertujuan bahwa apa yang dikomunikasikan Da’i terhadap Mad’u bisa direalisasikan kedalam kehidupan sehari-hari dengan kesadaran keagamaan, dengan menggunakan metode bil-lisan, bil-qalam, bil-hal, dan bil-hikmah dengan itu maka pesan dakwah bisa terealisasikan dengan baik sesuai dengan karakteristik Mad’u.

·        Penutup

Demikianlah pembahasan tentang komunikasi bagian dari dakwah, semoga bisa menjadikan manfa’at bagi para pembaca serta dalam ini pembaca sekaligus penulis dapat mengerti tentang komunikasi sebagai proses dakwah, mengingat kesempurnaan hanya milik Allah Swt, maka dari itu saran dan kritik dari pembaca akan sangat berguna untuk dijadikan bahan tambahan.