Halaman

Rabu, 06 Juni 2012

Rencong Aceh: dari senjata ke cinderamata


Rencong Aceh: dari senjata ke cinderamata
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhhLtmRhdjIt_UmPuWeE8jHTGvCGDnxgSnbDdYx7zYIRRNkjsX0pCq_Aad9FsktmmJ0gJagXn7J2SHk2qMux0D1PnF7Rq-_KkwHzBlEV8a5K8kz1iKQaJEpY27v2NuxHHUMa9itjfqf148/s400/Rincong+%25281%2529.JPG
Selama masa-masa perjuangan rakyat Aceh dulu, dikenal sangat banyak senjata yang digunakan oleh rakyat Aceh untuk melawan para penjajah. Jika di Jawa kita mengenal keris sebagai senjata tradisionalnya, dan di Papua menggunakan pisau belati maka di Aceh kita mengenal Rencong sebagai senjata tradisionalnya selain meriam dan senjata api. Sehingga salah satu gelar tanah Aceh disebut juga sebagai “Tanah Rencong”.

Nah, Rencong atau ada pula yang menyebutnya reuncong, merupakan senjata tradisional masyarakat Aceh. Rencong Aceh memiliki bentuk seperti huruf [L] atau lebih tepat seperti tulisan kaligrafi bismillah. Rencong termasuk dalam kategori dagger atau belati (bukan pisau atau pedang).
Dulunya, Rencong selain menjadi simbol kebesaran para bangsawan, merupakan lambang keberanian para pejuang dan rakyat Aceh di masa perjuangan. Keberadaan rencong sebagai simbol keberanian dan kepahlawanan masyarakat Aceh terlihat bahwa hampir setiap pejuang Aceh, membekali dirinya dengan rencong sebagai alat pertahanan diri. Namun sekarang, setelah tak lagi lazim digunakan sebagai alat pertahanan diri, rencong berubah fungsi menjadi barang cinderamata yang dapat ditemukan hampir di semua toko kerajinan khas Aceh.



Oleh para pahlawan Aceh, seperti Teuku Umar, Rencong dijadikan senjata yang selalu dibawanya ketika melawan penjajah. Rencong tersebut diselipkan ke dalam lipatan kain sarung yang dikenakan di pinggangnya. Sedangkan oleh para pejuang wanita, rencong tersebut sering diselipkan di sanggoi (sanggul) mereka. Bahkan, ada salah seorang pejuang Aceh, yaitu Teuku Nyak Arif yang akibat kegigihan sikap dan tindakannya melawan pemerintah kolonial Belanda mendapat julukan sebagai "Rencong Aceh" sebagai lambang semangat juang dan keberanian yang tinggi.
Bentuk rencong berbentuk kalimat bismillah, gagangnya yang melekuk kemudian menebal pada sikunya merupakan aksara Arab Ba, bujuran gagangnya merupaka aksara Sin, bentuk lancip yang menurun kebawah pada pangkal besi dekat dengan gagangnya merupakan aksara Mim, lajur besi dari pangkal gagang hingga dekat ujungnya merupakan aksara Lam, ujung yang meruncing dengan dataran sebelah atas mendatar dan bagian bawah yang sedikit kebatas merupakan aksara Ha.

Rangkaian dari aksara Ba, Sin, Lam, dan Ha itulah yang mewujudkan kalimat Bismillah. Jadi pandai besi yang pertama kali membuat rencong, selain pandai maqrifat besi juga memiliki ilmu kaligrafi yang tinggi. Oleh karena itu , rencong tidak digunakan untuk hal-hal kecil yang tidak penting, apalagi untuk berbuat keji, tetapi rencong hanya digunakan untuk mempertahankan diri dari serangan musuh dan berperang dijalan Allah.
Rencong yang ampuh biasanya dibuat dari besi-besi pilihan, yang di padu dengan logam emas, perak, tembaga, timah dan zat-zat racun yang berbisa agar bila dalam pertempuran lawan yang dihadapi adalah orang kebal terhadap besi, orang tersebut akan mampu ditembusi rencong.

Gagang rencong ada yang berbentuk lurus dan ada pula yang melengkung keatas. Rencong yang gagangnya melengkung ke atas disebut rencong Meucungkek, biasanya gagang tersebut terbuat dari gading dan tanduk pilihan.

Bentuk meucungkek dimaksud agar tidak terjadinya penghormatan yang berlebihan sesama manusia, karena kehormatan yang hakiki haya milik Allah semata. Maksudnya, bila rencong meucungkek disisipkan dibagian pinggang atau dibagian pusat, maka orang tersebut tidak bisa menundukkan kepala atau membongkokkan badannya untuk memberi hormat kepada orang lain karena perutnya akan tertekan dengan gagang meucungkek tersebut.

Gagang meucungkek itu juga dimaksudkan agar, pada saat-saat genting dengan mudah dapat ditarik dari sarungnya dan tidak akan mudah lepas dari genggaman. Satu hal yang membedakan rencong dengan senjata tradisional lainnya adalah rencong tidak pernah diasah karena hanya ujungnya yang runcing saja yang digunakan.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg1oHhyphenhyphenRAlOXHInt8uRDF_oIggPq0TtObIKQ9O8HaJsMRgmpnu1Q_zR-cVtKXKY5jeYtq7bIRHE4QrztOwNOW3lyadDj0XOXf_3Zu_e2uCgO2_5ynyEzm0UIWpTCavkoDIieHdv9Rtq2_fH/s320/Rincong+%288%29.GIF
Pengrajin Rencong


Menurut sejarahnya, rencong memiliki tingkatan. Pertama, rencong yang digunakan oleh raja atau sultan. Rencong ini biasanya terbuat dari gading (sarung) dan emas murni (bagian belatinya). Kedua, rencong-rencong yang sarungnya biasa terbuat dari tanduk kerbau atau kayu, sedangkan belatinya dari kuningan atau besi putih. 

Secara umum, ada lima macam rencong yang menjadi senjata andalan masyarakat Aceh.


1. Rencong Meucugek. 
Disebut meucugek karena pada gagang rencong terdapat suatu bentuk panahan dan perekat yang dalam istilah Aceh disebut cugek atau meucugek. Cugek ini diperlukan untuk mudah dipegang dan tidak mudah 
lepas waktu menikam ke badan lawan atau musuh

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhC08-T1kCru2LhAXHyBPyo_daZNkf2ZO8Tn7oCUv1DY67c1nvdpIY6TPeZrGGNg-_1eD05v_5Zx_Yrp1UStbr70jxMKrzoV5l6kGQ1bMynvo0PqGe3Ca1_qvGYm5XlDaau3ymt6-z_e3K9/s320/Rencong+puntong+%281%29.jpg

2. Rencong Meupucok. 


Rencong ini memiliki pucuk di atas gagangnya yang terbuat dari ukiran logam yang pada umumnya dari emas. Gagang dari rencong meupucok ini kelihatan agak kecil, yakni pada pegangan bagian bawah. Namun, semakin ke ujung gagang ini semakin membesar. Jenis rencong semacam ini digunakan untuk hiasan atau sebagai alat perhiasan. Biasanya, rencong ini dipakai pada upacara-upacara resmi yang berhubungan dengan masaalah adat dan kesenian.


3. Rencong Pudoi.


Rencong jenis ini gagangnya lebih pendek dan berbentuk lurus, tidak seperti rencong umumnya. Terkesan, rencong ini belum sempurna sehingga dikatakan pudoi. Istilahpudoi dalam masyarakat Aceh adalah sesuatu yang diangap masih kekurangan atau masih ada yang belum sempurna.


4. Rencong Meukuree.


Perbedaan rencong meukuree dengan jenis rencong lain adalah pada matanya. Mata rencong jenis ini diberi hiasan tertentu seperti gambar ular, lipan, bunga, dan sebagainya. Gambar-gambar tersebut oleh pandai besi ditafsirkan dengan beragam macam kelebihan dan keistimewaan. Rencong yang disimpan lama, pada mulanya akan terbentuk sejenis aritan atau bentuk yang disebut kuree. Semakin lama atau semakin tua usia sebuah rencong, semakin banyak pula kuree yang terdapat pada mata rencong tersebut. Kuree ini dianggap mempunyai kekuatan magis.


 5. Rincong puntong

Keunikan dari Rincong puntong pada Hulu Puntung, dengan belati yang ditempa dengan loga, kepala Rencong dari tanduk kerbau dan sarung dari kayu.



Nah, seiring perkembangan zaman, keberadaan dan pemanfaatan senjata tradisonal Aceh ini tidak lagi digunakan sebagai senjata untuk berjuang. Saat ini, rencong Aceh sudah banyak dijadikan sebagai hiasan atau pajangan, sering juga dijadikan sebagai  souvenir oleh para wisatawan yang datang ke Aceh.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipyG12Ci_RRpe1mBjm1CTLrXvoi2Klb2arM9Bz5ivvmyqmmCWklJECr7pujCJkfhbQaht0mmcoTGfcgVdr0Le6Nz6j1A7poH8PvmW9tikvh_Po8LTHwTapI18B89AMm8nytrQ-FfMbs9BY/s320/Rencong++%284%29.GIF
Rencong yang dijadikan sebagai souvenir

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar