Jasa Aceh yang dilupakan
|
ACEH
|
BANYAK orang Aceh yang tidak tau menahu tentang sejarah daerahnya sendiri. Kalau pun tau, ya cukup hanya sekedar tau dari bacaan lalu tak terlalu ambil pusing, dilupakan begitu saja. Padahal, banyak sejarah Aceh yang sangat penting diingat dan diketahui oleh generasi saat ini, bahwa dulunya Aceh merupakan salah satu daerah yang sangat jaya dan dihargai oleh daerah lainnya. Aceh begitu dikenal kehebatannya, bahkan hingga ke negara-negara di luar Indonesia. Sebenarnya, dengan mengenang sejarah kejayaan Aceh dulu, bisa dijadikan bahan perbandingan dan pembelajaran antara Aceh dulu dan Aceh sekarang. Sudah sepantasnya, masyarakat Aceh saat ini berbangga hati dan meneladani perjuangan para pejuang Aceh dulu, agar Aceh saat ini bisa kembali jaya seperti dulu.
Semenjak
masa-masa kerajaan Aceh, Aceh telah dikenal kehebatannya. Aceh merupakan salah
satu daerah yang ada di Indonesia yang paling sulit ditaklukan oleh bangsa
penjajah. Ini dikarenakan watak orang Aceh yang keras dan pantang menyerah.
Para penjajah saja sampai kewalahan menangani masyarakat Aceh.
Saat itu,
Aceh dikenal sebagai daerah yang agamis, banyak ulama-ulama islam besar
dilahirkan di sini, sehingga tarbiyah/pendidikan islam di Aceh sangat kuat.
Pertahanan perang Aceh juga sangat diakui, bahkan tak hanya kaum pria saja,
dari kaum wanita juga banyak lahir panglima perang handal, seperti Cut Nyak
Dhien, laksamana Malahayati, dll.
Pada masa
perjuangan kemerdekaan RI melawan penjajahan yang datang silih berganti,
Acehlah yang berperan menjadi "daerah modal" bagi Indonesia. Untuk
melanjutkan perjuangan, Aceh menyuplai dana dan bantuan bagi Indonesia agar
tetap mampu bertahan. Ini yang tak boleh dilupakan, dalam catatan sejarah
perjuangan kemerdekaan Indonesia, catatan sejarah tentang peranan Aceh untuk
Indonesia mendapatkan porsi yang sangat kecil. Banyak yang tak tau.
Beberapa
catatan sejarah penting yang pernah dilakukan Aceh demi kemerdekaan Indonesia :
1.
Ketika wilayah Indonesia
hampir dikuasai seluruhnya oleh Belanda saat perang kemerdekaan, Acehlah yang
menjadi donatur bagi Indonesia. Aceh mendanai kegiatan-kegiatan duta dan
perwakilan RI ke luar negeri, juga membiayai perwakilan PBB. Selain itu, Aceh juga
membiayai misi perjalanan menteri muda Luar Negeri RI, H. Agus Salim, ke Timur
Tengah dan saat mengikuti konferensi Asia di New Delhi.
2.
Saat Pemerintahan pusat
yang berada di Yogyakarta vacum, Aceh juga menyediakan dana bagi pemerintahan.
3.
Yang lebih mengagumkan
lagi, untuk mempertahankan kemerdekaan rakyat Aceh juga pernah menyumbangkan
dua pesawat bagi pemerintahan RI. Pesawat itu adalah pesawat jenis dakota yaitu
Seulawah RI-001 dan Dakota RI-002 yang dibeli di Singapura, Oktober 1948. Para
pengusaha aceh juga memberikan satu pesawat jenis "Avro Anson
RI-004" yang dibeli di Thailand , pesawat -pesawat itu dibayar
dengan menggunakan emas murni sumbangan rakyat Aceh (Seulawah berarti
= Gunung Emas). Pesawat tersebut disumbangkan untuk Indonesia melalui Central
Trading Corporation (CTC) di Sumatra Barat, Bukit Tinggi. Selain pesawat, Aceh
juga memberikan sebuah kapal yang berbobot 100 ton dengan nomor registrasi PPB
58 LB kepada armada laut RI. Jadi, tiga pesawat pemberian Aceh inilah yang
menjadi armada pertama Indonesia yang dapat menembus blokade udara Belanda.
4.
Dalam bidang penyiaran dan
komunikasi, Aceh juga memiliki sebuah radio yang dikenal dengan
"Radio Rimba Raya" yang bertempatkan di Takengon, Aceh Tengah. Banyak
juga yang melupakan peranan Radio rimba raya ini bagi kemerdekaan Indonesia. Berita
tentang kemerdekaan Indonesia diketahui oleh dunia melalui radio ini. Radio berkekuatan
350 watt telegrafi dan 300 watt telefoni, memiliki jangkauan pancaran sampai ke
luar negeri. Ketika radio-radio lainnya dikuasai oleh para penjajah, Radio
Rimba Raya ini tetap bertahan dan terus memberikan informasi-informasi
perjuangan kemerdekaan. Radio ini sulit dijangkau oleh Belanda karena letaknya
yang sangat strategis. Saat itu pula, Radio inilah yang menyiarkan informasi
bantahan terhadap siaran dari Radio Batavia dan Radio Hilversum di Belanda
tentang kelumpuhan Pemerintahan RI di ibukota Yogyakarta yang telah
dijatuhkan Belanda dan tentang penangkapan Soekarno-Hatta yang ditahan dan
diasingkan ke Bangka.
5.
Pasukan dari Aceh juga
pernah melakukan Long March menuju front "Medan Area" ketika Medan,
Sumatera Utara berhasil dikuasai Belanda. Ini merupakan bentuk komitmen Aceh
demi kemerdekaan RI. Sehingga saat itu Aceh dikenal sebagai daerah yang
memiliki basis pertahanan yang paling kuat di wilayah Sumatera.
6.
Presiden Soekarno pernah
ingkar janji kepada Aceh. Ketika itu, beliau pernah memohon sambil
berlinang air mata pada Aceh untuk tetap mendukung Indonesia dan tetap menjadi
penyuplai dana demi kemerdekaan Indonesia. Beliau berjanji akan memberi otonomi
khusus kepada Aceh untuk menjalankan syariat islam di wilayahnya sendiri. Janji
itu meluluh lantakkan hati orang Aceh. Yang ternyata tak kunjung ditepati oleh
Soekarno. Karena itulah, akhirnya Aceh memberontak lalu muncullah konflik
berkepanjangan hingga perjanjian damai di Helsinki antara Aceh dan RI
digaungkan.
|
Seulawah RI-001
|
Nah, itu
adalah segelintir kisah perjuangan masyarakat Aceh dulu ketika mempertahankan
kemerdekaan RI. Yang walau banyak orang yang tak tau, walau hanya sedikit
tercatat dalam buku-buku sejarah kemerdekaan Indonesia. Tapi, kita sebagai anak
Aceh harus tau, bahwa Aceh ini pernah begitu jaya.
Jika
dulunya Aceh dikenal sebagai daerah penyuplai dana, sekarang pun Aceh harus
bisa menjadi daerah penghasil yang produktif, dengan memanfaatkan sumber daya
lokal. Tapi bukan menjadi daerah penghasil yang dikuras hartanya oleh
tangan-tangan jahil dan tak bertanggung jawab. Aceh harus menjadi kaya terhadap
daerahnya sendiri, membangkitkan daerahnya sendiri dan tidak terus
diinjak-injak oleh bangsa asing. Menjadi penghasil, bukan berarti harus miskin
di atas tanah sendiri, seperti yang sering terjadi saat ini....
Ditulis
kembali dari :
http://maswardy07.blogspot.com/2011/04/kontribusi-masyarakat-aceh-terhadap.html
Gambar :
http://siturimo.wordpress.com/2011/01/18/om-carl-dan-sang-seulawah/
http://diditkj.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar