Halaman

Rabu, 23 Januari 2013


PENDEKATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK
 MEMPEROLEH KEBENARAN

Ada beberapa alternatif pendekatan yang dapat diambil oleh peneliti dalam membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan. Jenis pendekatan dapat ditinjau dari segi teknik sampling, timbulnya variabel, dan model pertumbuhan. Pemilihan pendekatan juga tergantung dari tujuan penelitian, waktu, dan dana yang tersedia, tersedianya subjek penelitian serta minat, dan selera peneliti.

A.    Pendekatan survei
Studi survei adalah salah satu pendekatan penelitian yang pada umumnya digunakan untuk pengumpulan data yang luas dan banyak. Survei dapat dilakukan secara pribadi maupun kelompok. Dilihat dari persiapannya, survei dilakukan secara sistematis dan berencana. Menurut Van Dalen, survei bukan hanya bermaksud mengetahui status gejala, tapi juga menentukan kesamaan status dengan cara membandingkan dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan. Di samping itu juga  untuk membuktikan atau membenarkan suatu hipotesis. Survei bertujuan untuk memantapkan atau mempertajam suatu rencana. Survei semacam ini dapat berstatus sebagai studi pendahuluan dalam rangkaian langkah-langkah penelitian.
Van Dalen, mengatakan survei dapat luas, bahkan sangat luas maupun sempit, ditinjau dari wilayah geografis maupun variabelnya. Menurut Winarno, bahwa pada umumnya survei merupakan cara mengumpulkan data dari sejumlah unit atau individu waktu atau jangka waktu yang bersamaan. Jumlahnya biasanya cukup besar.[1]

Survei adalah penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual. Survei penelitian dan kuisioner penelitian bukanlah hal yang sama.
Walaupun kuisioner sering digunakan di dalam survei, namun tidak selamanya selalu sama. Ada dua karakteristik untuk membedakannya, yaitu format data dan metode analisis data. Sedangkan kuisioner berdasarkan pengumpulan data, seperti wawancara yang mendalam, pengamatan, analisis data dan sebagainya yang digunakan dalam survey.
Metode survei digunakan sebagai teknik penelitian yang melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan informasi melalui pedoman wawancara, kuisioner, kuisioner terkirim (mailed questionnaire) atau survei melalui telepon (telephone survey). Dimensi survei unit analisis data adalah, survei tidak hanya terbatas pada daftar pertanyaan saja, namun juga riset kepada orang-orang. Penganalisisan mungkin menggunakan informasi dari negara-negara, tahun, peristiwa, organisasi, dan lain sebagainya. Jika suatu analisis tersebut tidak digunakan kepada orang lain maka dapat dimanfaatkan untuk kedepannya.[2]
Tujuan-tujuan survei sosial
§  menyediakan informasi mengenai suatu masalah. Dimana informasi yang disajikan mungkin saja dibutuhkan oleh orang maupun pihak lain yang sedang menpelajari masalah sosial..
§  untuk mendeskripsikan suatu gejala. Dalam hal ini peneliti melakukan penelitian secara langsung dengan datang ke lokasi dan berhubungan langsung dengan gejala yang sedang ia teliti. Disini peneliti bertujuan untuk mengumpulkan informasi, bukan membuktikan suatu gejala. Dengan informasi ini sehingga dapat menjadikan landasan dalam pembentukan hipotesis berikutnya.
§   Menjelaskan suatu gejala. Fungsinya lebih bersifat teoritis, yaitu menguji sejumlah hipotesis yang disarankan oleh teori sosiologi. Survei juga banyak digunakan untuk menerangkan hubungan antara dua variabel. Survei juga dapat bersifat umum maupun khusus, sifatnya dapat utilitarian maupun akademis.
Jenis-jenis metode survei adalah sebagai berikut :
*      Book Survey
Pada survei ini mempelajari dari buku-buku atau bahan-bahan yang berhubungan dengan masalah atau topik permasalahan yang akan diteliti. Termasuk di dalamnya dokumen, buku, karya ilmiah, majalah, dan buku bacaan yang lain yang berhubungan dengan leteratur ini. Survey yang termasuk di sini adalah sebagai berikut :
  1. Experience Survey, dilakukan pada orang-orang yang berpengalaman pada bidang-bidang tertentu yang menjadi objek penelitian.
  2. Descriptive Survey, biasanya digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, kondisi, sistem pemikiran, suatu kelas maupun suatu peristiwa yang sedang ramai dibicarakan. Survey ini biasanya dilakukan dengan langsung menanyakan kegiatan yang akan dilakukan (descriptive research)  dan mengapa masyarakat melakukan kegiatan tersebut (explanatory research). Survey akan efektif apabila digambarkan fenomena dan keadaan peristiwa yang digunakan.  Biasanya digunakan untuk memperoleh suatu karakteristik dari ukuran populasi atau sensus. Eksplanatory Survey, survey ini bersifat menjelaskkan suatu fenomena yang digambarkan. Survey ini juga digunakan untuk membuktikan suatu teori sehingga data yang dikumpulkan dapat digunakan untuk peneliti lain yang memerlukan kejelasan.
  3. Content Survey, sebelumnya informasi mengenai suatu peristiwa harus dikumpulkan terlebih dahulu baru diuraikan. Sebagai contoh, jika kita akan mengukur tingkat kriminalitas, maka kita harus menentukan variable-variabel apa yang menjadi ukuran tersebut.
  4. Normative Survey, survey ini bertujuan untuk mencari kesimpulan mengenai keadaan masyarakat tertentu. Serta norma-norma atau kriteria- kriteria yang berlaku dalam masyarakat tertentu.
  5. Status Survey, survey in dilakukan dengan tujuan mengetahui status atau posisi seseorng di dalam masyarakat.
  6. School Survey, merupakan survey yang sering dilakukan di lingkungan sekolah. . [3]

Yang termasuk studi survei menurut Van dalen

a.       Survei sekolah. Yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendidikan. Masalahnya berhubungan dengan situasi belajar, proses belajar mengajar, dan hal yang menunjang proses belajar mengajar.
b.      Job analisis. Bertujuan mengumpulkan informasi mengenai tugas umum dan tanggung  jawab para karyawan , aktivitas khusus yang di butuhkan, keterlibatan, serta fungsi anggota organisasi, kondisi kerjanya, dan fasilitas.
c.       Analisis dokumen. Istilah lain adalah analisis isi (content analysis),analisis aktivitas atau analisis informasi. Contoh kegiatannya ; meneliti dokumen , menganalisis peraturan, hukum keputusan-keputusan.
d.      Public opinion surveys. Survei ini bertujuan untuk mengetahui pendapat umum tentang sesuatu hal misalnya tentang rehabilitas suatu bangunan bersejarah, tentang jalan satu jurusan, pemasangan lampu lalu lintas, dan sebagainya.
e.       Community surveys. survei ini juga di sebut ‘’social surveys’’atau’’field surveys’’ karena di dalam survei ini peneliti bertujuan mencari informasi tentang aspek kehidupan secara luas dan mendalam. Walaupun kelihatannya survei menyangkut masyarakat namun sangat erat kaitannya dengan survei sekolah.[4]
Untuk mendapatkan data opini dari individu, teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah survei. Survei adalah metoda pengumpulan data primer dengan memberikan pertanyaan kepada responden individu.
B.     Pendekatan Observasi
Observasi merupakan teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung obyek datanya. Pendekatan ini adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Yang dimaksud dengan pengamatan dalam metode ilmiah, bukanlah kegiatan pengamatan seperti dalam kegiatan sehari-hari kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu.[5] Tapi pengamatan baru tergolong sebagai teknik mengumpulkan data, jika pengamatan tersebut mempunyai kriteria berikut :

o   Pengamatan digunakan untuk penelitian dan telah direncanakan secara sistematis.
o   Pengamatan harus berkaitan dengan tujuan penelitian yang telah direncanakan.
o   Pengamatan dicatat secara sistematis dan dihubungkan dengan proposisi umum, bukan dipaparkan sebagai suatu set yang menarik perhatian saja.
o   Pengamatan dapat dicek dan dikotrol atas validitas dan realibilitasnya.
Secara umum, cara pengamatan dapat dibagi dua, yaitu :
1.      Pengamatan tidak berstruktur.
Pada pengamatan yang tidak berstruktur ini, si peneliti tidak mengetahui aspek –aspek apa dari kegiatan-kegiatan yang ingin diamatinya relevan dengan tujuan penelitiannya. Peneliti juga tidak mempunyai suatu rencana tentang cara-cara pencatatan dari pengamatannya, sebelum ia memulai kerja mengumpulkan data. Pengamatan ini sering digunakan dalam penelitian antropologi atau dalam penelitian yang sifatnya eksploratif.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengamatan ini :
§  Isi dari pengamatan
Peneliti harus mengamati semua yang berhubungan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Oleh karena harus mengamati semua fenomena yang dianggap penting.
§  Mencatat pengamatan
Waktu yang terbaik untuk mencatat pengamatan adalah langsung on the spot ( ketika kejadian sedang berlaku ).
§  Meningkatkan ketetapan pengamatan harus menempuh beberapa cara :
-          Peneliti menggunakan tape recorder untuk merekam pembicaraan.
-          Peneliti menggunakan kamera.
-          Pengamat bukan terdiri dari satu orang saja.
-          Mengadakan wawancara langsung dengan sabjek.
-          Menyediakan check list.
§  Hubungan antar pengamat dan yang diamati
Hubungannya si pengamat harus dapat meyakinkan objek atau harus dapat memberikan alasan yang tepat mengapa ia harus mengadakan pengamatan terhadap fenomena yang ingin diteliti. Maka sangat penting bagi si peneliti untuk membuat dirinya dapat diterima dalam kelompok dimana pengamatan akan dilakukan.
2.      Pengamatan berstruktur.
Pada pengamatan ini si peneliti telah mengetahui aspek apa dari aktifitas yang diamati nya yang relevan dengan masalah serta tujuan peneliti, dengan pengungkapan yang sistematis untuk menguji hipotesisnya.
Hal yang harus diperhatikan dari pengamatan berstruktur.
§  Isi pengamatan
Karena sudah direncanakan, maka sudah jelas isi dari observasinya lebih sempit dan terarah. Dalam menentukan isi pengamatan, peneliti dapat menggunakan berbagai teknik, yaitu : sistem katagori dan menggunakan skala nilai.
§  Mencatat pengamatan
Cara mencatat pengamatan tidak mempunyai standar tertentu. Yang penting adalah fenomena dapat dicatat dan perilaku dapat diketahui dengan jelas. Dan pencatatan dengan menggunakan pensil, dan kertas.
§  Meningkatkan realibilitas pengamatan
Meningkatkannya dengan menghindarkan persepsi kepentingan pribadi dalam pengamatan, adakan latihan yang intensif terhadap pengamat, dan menggunakan lebih dari satu orang pengamat.

§  Hubungan antar pengamat
Pengamat harus berbuat sedemikian rupa supaya dia diterima dalam kelompok yang akan diamati. Dan kelompok menyetujui penelitian dilakukan. Kelakuan pengamat harus meyakinkan kelompok yang diamati bahwa kehadiran pengamat tidak merugikan kelompok yang sedang diamati itu.[6]
Beberapa ciri umum dari pengamatan
-          Harus secara jelas diketahui, apa yang ingin diamati
-          Unit yang digunakan dalam mengukur perilaku harus ada
-          Jenis serta besar sampel harus ditentukan
-          Pengamat harus reliabel dan valid.
-          Perilaku dibuat dalam kategori-kategori


1.      Observasi sederhana
Merupakan observasi yang tidak mempunyai pertanyaan-pertanyaan riset. Observasi sederhana ini digunakan di penelitian eksploratori yang belum diketahui dengan jelas variabel-variabel yang akan digunakan.
2.      Observasi terstruktur
Merupakan observasi yang mempunyai prosedur standar yang terstruktur

Langkah-langkah dari observasi terstruktur adalah sebagai berikut :
a.       Menentukan data yang akan diobservasi.
Untuk observasi yang teratruktur, data yang dibutuhkan sudah dapat ditentukan di muka.
b.      Membuat rencana pengumpulan datanya
Rencana observasi merupakan persiapan mengumpulkan data. Contohnya, pertanyaan terinci tentang siapa, apa, kapan, dan dimana akan diobservasikan.
c.       Memilih dan melatih pengamat.
d.      Mencatat atau merekam hasil yang diobservasikan.
Kelebihan dan kelemahan observasi
§  Kelebihannya.
1.      Untuk data yang berupa catatan dan prosedur-prosedur mekanik, observasi merupakan cara satu-satunya yang dapat dilakukan.
2.      Data dapat diperoleh secara orisinal pada saat terjadinya
3.      Data diperoleh langsung dari pengaturan alamiah yang belum dirubah atau dibuat oleh peneliti.
§  Kelemahannya.
1.      Proses observasi biasanya lama dan mahal
2.      Proses observasi hanya melihat bagian yang tampak saja, tapi bagian yang tidak terlihat seperti persepsi orang tidak dapat diobservasi.
3.      Terbatas pada kejadian yang sedangkan terjadi pada saat dan tempat tertentukan saja.[7]
REFERENSI
Moh. Nazir, ph.D, metode penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005.
Prof. Jogiyanto HM, MBA, Ph.D. metodologi penelitian sistem informasi, Cv Andi offset, yokyakarta, 2008.
Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2006.
Slamet, Yulius. Metode Penelitian Sosial. LPP UNS dan UNS Press. Surakarta : 2006.


[1] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto,( prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2006.) hal. 110.
[2] Slamet, Yulius.( Metode Penelitian Sosial. LPP UNS dan UNS Press. Surakarta : 2006.). hal 118

[3] Slamet, Yulius.( Metode Penelitian Sosial. LPP UNS dan UNS Press. Surakarta : 2006.). hal 120.
[4] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto,( prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2006.) hal. 111.
[5] Moh. Nazir, ph.D,( metode penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005). Hal 175.
[6] Moh. Nazir, ph.D,( metode penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005). Hal. 181.
[7] Prof. Jogiyanto HM, MBA, Ph.D.( metodologi penelitian sistem informasi, Cv Andi offset, yokyakarta, 2008). Hal. 92.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar