Pengembangan
Karir
Pendahuluan
Pegawai atau karyawan merupakan
sumber daya yang dimiliki organisasi, mereka harus dipekerjakan secara efektif,
efisien, dan manusiawi. Dalam perkembangannya, organisasi akan menghadapi
permasaalahan tenaga kerja yang semakin kompleks. Oleh karenanya pengelolaan
tenaga kerja sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) harus dilakukan secara
professional oleh departemen tersendiri dalam suatu organisasi, yaitu Human
Resource Departement (HRD).
Organisasi yang ingin tetap eksis
dan memiliki citra positif di mata masyarakat tidak akan mengabaikan aspek
pengembangan kualitas SDM-nya. Oleh karena itu peranan manajemen SDM dalam
organisasi sangatlah besar. Manajemen SDM dapat diartikan sebagai kegiatan
perencanaan, pengadaan, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan SDM dalam
upaya mencapai tujuan individual maupun organisasi Salah satu bagian
manajemen SDM adalah pengembangan karir dari SDM sebagai tenaga kerja,
pegawai ataupun karyawan itu sendiri.
B.
Konsep Seputar Karir
1.
Pengertian Karir
Karir dalam terminologi organisasi
seringkali dikaitkan dengan kemajuan (advanced). Ada beberapa definisi
menurut para pakar, menurut Hastho Joko Nur Utomo dan Meilan Sugiarto, para
pakar lebih senang mendefinisikan karir sebagai perjalanan pekerjaan seorang
pegawai di dalam organisasi. Perjalanan ini dimulai sejak ia diterima sebagai
pegawai baru dan berakhir pada saat ia tidak bekerja lagi dalam organisasi
tersebut.
Sementara Triton P.B. menyimpulkan
definisi karir berdasarkan beberapa pendapat pakar sebagai kronologi
kegiatan-kegiatan dan perilaku-perilaku yang terkait dengan kerja dan sikap,
nilai dan aspirasi-aspirasi seseorang atas semua pekerjaan atau jabatan baik
yang telah maupun yang sedang dikerjakannya.
Sedangkan pengertian pengembangan
karir itu sendiri adalah proses pelaksanaan (implementasi) perencanaan karir. Pengembangan
karir pegawai bisa dilakukan melalui dua jalur, yakni melalui pendidikan dan
latihan (diklat) dan melalui non diklat. Contoh pengembangan karir melaui
diklat misalnya menyekolahkan pegawai, memberi pelatihan. Sementara contoh
pengembangan karir melalui non diklat seperti memberi penghargaan kepada
pegawai berprestasi, mempromosikan ke jabatan yang lebih tinggi.
2.
Konsep Dasar Karir dan Perencanaan
Karir
Konsep karir adalah konsep yang
netral (tidak berkonotasi positif atau negatif). Karena itu karir ada yang baik
dan ada pula karir yang buruk. Perencanaan karir seseorang dapat berjalan baik
atau buruk sebenarnya ditentukan juga oleh peran dan dukungan dari departemen
sumber daya manusia dan manajemen personalia.
Menurut Handoko beberapa tugas
seorang manajer personalia adalah sebagai berikut :
- Mengembangkan para karyawan yang dapat dipromosikan.
- Menurunkan perputaran karyawan.
- Mengungkap potensi karyawan
- Mendorong pertumbuhan karyawan
- Mengurangi penimbunan karyawan walaupun mereka berpotensi
tinggi.
- Memuaskan kebutuhan karyawan
- Membantu pelaksanaan rencana-rencana kegiatan yang
telah disetujui.
Perencanaan karir adalah perencanaan
yang dilakukan baik oleh individu pegawai maupun oleh organisasi berkenaan
dengan karir pegawai, terutama mengenai persiapan yang harus dipenuhi oleh
seorang pegawai untuk mencapai tujuan karir tertentu
Sementara itu, beberapa konsep dasar
perencanaan karir menurut Umar adalah sebagai berikut :
- Karir sebagai suatu urutan promosi atau transfer ke
jabatan yang lebih besar tanggung jawabnya atau ke lokasi-lokasi yang
lebih baik selama kehidupan kerja seseorang.
- Karir sebagai petunjuk pekerjaan yang membentuk
suatu pola kemajuan yang sistematik dan jelas (membentuk satu jalur
karir).
- Karir sebagai sejarah pekerjaan seseorang atau
serangkaian posisi yang dipegangnya selama kehidupan kerja.
Dalam perencanaan karir ada lima
syarat utama yang harus dipenuhi agar proses perencanaan tersebut dapat
berjalan dengan baik. Kelima syarat tersebut adalah :
a. Dialog
Dalam hal ini pegawai perlu diajak
dialog untuk merencanakan karirnya.
b. Bimbingan
Organisasi harus memberikan
bimbingan kepada pegawainya agar bisa meniti karir dengan baik, karena tidak
semua pegawai memahami jalur karir.
c. Keterlibatan Individual
Dalam perencanaan larir harus
melibatkan individu pegawai, mereka hendaknya diberi kesempatan untuk berbicara
dan memberi masukan. Hal ini sama dengan syarat pertama yakni dialog.
d. Umpan Balik
Proses pemberian umpan balik akan
terjadi jika ada dialog.
e. Mekanisme perencanaan
karir
Yang dimaksud umpan balik di sini
adalah tata cara atau prosedur yang ditetapkan agar proses perencanaan karir
dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
3.
Jalur dan Tujuan Karir
Jalur karir adalah pola urutan
pekerjaan (Pattern of work Sequence) yang harus dilalui pegawai untuk
mencapai suatu tujuan karir. Jalur karir selalu bersifat ideal dan normatif.
Artinya dengan asumsi setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama dengan
pegawai lain, maka setiap pegawai mempunyai kesempatan yang sama untuk mencapai
tujuan karir tertentu. Namun demikian, dalam kenyataannya, ada pegawai yang
bagus karirnya ada pula pegawai yang kurang baik dalam karirnya.
Dalam organisasi yang baik, jalur
karir pegawai selalu jelas dan eksplisit, baik titik-titik karir yang dilalui
maupun persyaratan yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan karir tertentu.
Berkaitan dengan tujuan karir, pada
dasarnya tujuan atau sasaran karir adalah posisi atau jabatan tertentu yang
dapat dicapai oleh seorang pegawai bila yang bersangkutan memenuhi semua syarat
dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan jabatan tersebut.
4.
Fokus Karir
Fokus
utama dalam karir seorang pegawai dalam organisasi akan menentukan pengembangan
karir individu tersebut di masa depannya. Menurut Gomes (1995) ada dua
fokus utama dalam pengembangan karir, yaitu :
- Fokus Internal
Dalam
fokus internal ini, seseorang perlu selalu dapat memandang karirnya secara
positif. Pandangan yang positif terhadap karir memungkinkan seseorang dapat
mengembangkan karirnya dengan sedikit stres dan perasaan negatif lainnya.
- Fokus Eksternal
Fokus
eksternal menyebabkan pengembangan karir seseorang perlu didukung oleh keadaan
lingkungan eksternalnya. Dalam hal ini yang menjadi fokus perhatian bukan lagi
pada cara seseorang memandang karirnya, tetapi pada kedudukan yang secara
aktual diduduki oleh seorang pekerja.
5.
Pengembangan Karir
Pengertian pengembangan karir itu
sendiri adalah proses pelaksanaan (implementasi) perencanaan karir.
Pengembangan karir pegawai bisa dilakukan melalui dua jalur, yakni melalui
pendidikan dan latihan (diklat) dan melalui non diklat.
Contoh pengembangan karir melaui
diklat misalnya menyekolahkan pegawai (di dalam atau di luar negeri), memberi
pelatihan (di dalam atau di laur organisasi), memberi pelatihan sambil bekerja (on
the job training).
Sementara contoh pengembangan karir
melalui non diklat seperti memberi penghargaan kepada pegawai berprestasi,
mempromosikan ke jabatan yang lebih tinggi, menghukum pegawai, merotasi pegawai
ke jabatan lain yang setara dengan jabatan semula
6.
Model Pengembangan Karir
Menurut Byars dan Rue (2000),
pengembangan karir merupakan aktivitas formal dan berkelanjutan yang merupakan
suatu upaya organisasi untuk mengembangkan dan memperkaya sumberdaya manusianya
dengan menyelaraskan kebutuhan mereka dengan kebutuhan organisasi. Dari
perkembangan konsep ini, maka kita mengenal tiga model pengembangan karir,
yaitu:
- Model siklus hidup (life-cycle model), merupakan
pengembangan karir yang sifatnya pasti. Seseorang akan berpindah
pekerjaannya melalui perbedaan tahap karir. Dalam model ini peran
organisasi sangat besar dalam menentukan karir seseorang.
- Model berbasis organisasi, yaitu model pengembangan
yang menjelaskan bahwa karir seseorang akan melalui tahap-tahap karir,
tetapi di dalam model ini juga dijelaskan bahwa dalam proses pengembangan
karir ada proses pembelajaran bagi karyawan untuk memiliki jalur karir
yang pasti.
- Model pola terarah
Dalam model ini karyawan dibimbing
atau diarahkan untuk membuat keputusan sendiri mengenai seberapa cepat mereka
menginginkan kemajuan dalam karir mereka.
Ketiga model tersebut berkaitan erat
dengan tipe manajemen sebuah organisasi maupun perusahaan. Tiap organisasi
memiliki bentuk/system pengembangan karir yang berbeda-beda tergantung
kebijakan manajer maupun pimpinan organisasi.
7.
Peran Pengembangan Karir
Dalam proses pengembangan karir
individu (karyawan) dalam organisasi, ada 3 hubungan saling terkait antara
individu, manajer, maupun organisasi. Ketiga-tiganya memiliki peran
masing-masing. Gary Dessler menjelaskan peran ketiganya dalam pengembangan karir
sebagai berikut:
a. Peran Individu
- Terimalah tanggung jawab untuk
karir Anda sendiri.
- Taksirlah minat, keterampilan, dan
nilai anda.
- Carilah informasi dan rencana
karir.
- Bangunlah tujuan dan rencana
karir.
- Manfaatkanlah peluang
pengembangan.
- Berbicaralah dengan manajer Anda
tentang karir Anda.
- Ikutilah seluruh rencana karir
yang realistic.
b. Peran Manajer
- Berikanlah umpan balik kinerja
yang tepat waktu.
- Berikan dukungan dan penilaian
pengembangan.
- Berpartisipasilah dalam diskusi
pengembangan karir.
- Dukunglah rencana pengembangan
karir.
c. Peran Organisasi
- Komunikasi misi, kebijakan, dan
prosedur.
- Berikan peluang pelatihan dan
pengembangan.
- Berikan informasi karir dan
program karir.
- Tawarkan satu keanekaragaman
pilihan karir.
Jadi, pengembangan karir seorang
individu sangat terpengaruh dari 3 peran tersebut. Ketiga-tiga harus saling
mendukung dalam pengembangan karir. Dalam peran seorang manajer, Gary Dessler
menjelaskan lebih lanjut, bahwa ada 4 peran bagi manajer dalam pengembangan
karir karyawan, yaitu:
Pelatih
|
Penilai
|
Penasehat
|
Agen
Rujukan
|
|
Dari peran tersebut, nampak bahwa
seorang manajer sangat berperan dalam pengembangan karir individu di sebuah organisasi.
Manajer yang baik seharusnya mendukung penuh kinerja karyawan dan proaktif
untuk membantu karyawan dalam mengembangkan karir.
8.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Pengembangan Karir
Di samping peran individu, manajer, dan organisasi dalam
pengembangan karir, ada pelbagai faktor yang lebih spesifik yang mempengaruhi
pengembangan karir. Hasto Joko Nur Utomo dan Meilan Sugiarto memberikan contoh
9 faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan karir individu di suatu
organisasi, yaitu :
- Hubungan pegawai dan organisasi
Secara ideal, hubungan pegawai dan
organisasi berada dalam hubungan yang saling menguntungkan, sehingga pada saat
yang demikian organisasi dapat mencapai produktifitas kerja yang lebih tinggi.
Namun kadang kala ada berbagai macam kendala yang dihadapi di lapangan.
- Personalia Pegawai
Terkadang, dalam mmanajemen karir
pegawai terganggu dengan adanya pegawai yang mempunyai personalitas yang
menyimpang, seperti terlau apatis, emosional, ambisius, curang, dan
lain-lain.
Seorang pegawai yang apatis akan
sulit dibina karirnya sebab dirinya sendiri tidak perduli dengan karirnya
sendiri.
- Faktor Eksternal
Acapkali terjadi semua aturan dalam
manajemen karir sebuah organisasi menjadi kacau lantaran ada intervensi dari
pihak luar.
- Politicking
dalam organisasi
Perencanaan karir akan menjadi
sekedar basa- basi ketika ada virus politicking seperti hubungan antar
teman, nepotisme, feodalisme, dan lain sebagainya.
- Sistem Penghargaan
Organisasi yang tidak mempunyai
sistem penghargaan yang jelas (selain gaji dan insentif) akan cenderung
memperlakukan pegawainya secara subyektif. Pegawai yang berprestasi baik
dianggap sama dengan pegawai yang malas.
- Jumlah Pegawai
Semakin banyak jumlah pegawai
maka semakin ketat persaingan untuk menduduki jabatan, demikian pula
sebaliknya. Jumlah pegawai yang dimilki sebuah organisasi sangat mempengaruhi
manajemen karir yang ada.
- Ukuran Organisasi
Ukuran organisasi dalam konteks ini
berhubungan dengan jumlah jabatan yang ada dalam organisasi tersebut, semakin
besar organisasi, semakin kompleks urusan manajemen karir pegawai. Namun,
kesempatan untuk promosi dan rotasi pegawai juga lebih banyak.
- Kultur Organisasi
Sebagaimana masyarakat pada umumnya,
organisasi juga mempunyai kultur. Ada organisasi yang berkultur profesional,
obyektif, rasional dan demokratik. Namun ada juga organisasi yang cenderung
feodalistik, rasional dan demokratis. Dan kultur ini sedikit banyak akan
mempengaruhi pengembangan karir yang ada dalam organisasi tersebut.
- Tipe Manajemen
Ada pelbagai tipe manajemen di
sebuah organisasi. Ada manajemen yang lebih cenderung kaku, otoriter,
tersentralisir, tertutup, tidak demokratis. Ada juga manajemen yang cenderung
fleksibel, paritsipatif, terbuka, dan demokratis. Jika manajemen kaku dan tertutup,
maka keterlibatan pegawai dalam pembinaan karirnya sendiri cenderung minimal.
Sebaliknya, jika manajemen cenderung terbuka, partisipatif, dan demokratis,
maka keterlibatan pegawai dalam pembinaan karir mereka juga cenderung besar.
9.
Cara Membangun Sistem Pengembangan
Karir
Dalam mengembangkan sebuah karir,
pihak manajemen organisasi harus memiliki sebuah sistem pengembangan karir. Ini
bertujuan untuk mengelola pengembangan karir karyawan yang obyektif dan
efektif. 9 faktor yang mempengaruhi pengembangan karir di atas, merupakan
contoh konkrit di mana ada faktor internal dan eksternal yang menghambat
pengembangan karir individu. Karena itu, organisasi harus memiliki sistem
pengembangan karir yang baik.
Irwan Rei, seorang Managing Director
Multi Talent Indonesia menjelaskan bagaimana membangun sistem pengembangan
karir di dalam organisasi:
- Tentukan dulu filosofi perusahaan mengenai bagaimana
seorang karyawan dapat mengembangkan karirnya di perusahaan, misalnya:
1). Apakah dasar atau kriteria bagi
karyawan untuk naik jabatan (pergerakan vertikal) maupun pindah bagian
(pergerakan horisontal) di dalam perusahaan? Kriteria ini bisa beragam,
misalnya prestasi kerja karyawan selama beberapa tahun terakhir, seberapa jauh
karyawan memenuhi kebutuhan kompetensi dan kualifikasi (sertifikasi, tingkat
pendidikan, pengalaman kerja) dari posisi tujuan, tersedianya (kosongnya)
posisi tujuan, kesamaan jenis usaha dan lain-lain.
2). Tentukan apakah perpindahan
bagian dapat dilakukan pada setiap tingkatan jabatan atau dibatasi, misalnya,
hanya pada tingkat karyawan pemula/junior dan tingkat manajemen saja? Berapa
kali seorang pegawai dapat pindah bagian? Beberapa organisasi membatasi
pergerakan antar bagian hanya terjadi pada tingkat awal dan senior, sementara
yang lain tidak membatasi.
Dalam konteks perusahaan yang banyak
ragam kegiatan usahanya seperti di atas, tentukan dulu sejauh mana perusahaan
ingin memberikan ruang-gerak bagi karyawan dalam membangun karirnya di dalam
organisasi. Bila sangat bebas terbuka, berarti perusahaan perlu membangun
karyawan ‘generalists’, yang memiliki kompetensi untuk bekerja pada berbagai
ragam kegiatan usaha. Sementara bila dibatasi, berarti perusahaan cenderung
akan fokus membangun karyawan yang fokus pada bidang usahanya. Atau kombinasi
di antara keduanya?
Pilihan model yang ada akan
memberikan implikasi pada fleksibilitas karyawan dalam membangun karirnya,
perencanaan tenaga-kerja maupun investasi perusahaan di dalam mengembangkan
kemampuan karyawannya.
- Bangun peta pergerakan atau pengembangan karir
jabatan-jabatan yang ada (career map) berdasarkan kriteria-kriteria
yang telah ditetapkan pada langkah 1 tadi. Untuk memberikan ruang lebih
besar bagi karyawan dalam membangun karirnya di dalam organisasi, beberapa
organisasi membangun apa yang disebut dengan dual-career atau multiple-career
track(s), yaitu jalur karir manajerial (struktural) dan jalur karir
non-manajerial (spesialis).
Jalur karir non-manajerial/spesialis
dibangun untuk memfasilitasi pengembangan karir bagi karyawan yang tidak
tertarik menduduki jabatan manajerial — tidak semua orang ingin menjadi
manajer, ada yang bahagia menjadi spesialis di dalam disiplin ilmu tertentu.
Karena membangun peta karir relatif
membutuhkan waktu yang tidak sedikit, fokuskan pembuatan career map pada
posisi-posisi yang relatif penting (kritikal) di dalam organisasi.
c. Bangun SOP (standard
operating procedure) termasuk alat-alat tes yang diperlukan untuk membantu
karyawan mengetahui bagaimana mereka dapat mengembangkan karirnya di dalam
organisasi. Langkah-langkah atau proses apa yang harus dilalui? Misalnya,
bagaimana seorang yang baru bekerja dapat menjadi pemimpin divisi/departemen
dalam beberapa tahun ke depan? Persyaratan maupun tes-tes apakah yang harus
dipenuhi dll. Bagaimana jika seorang pegawai mendapatkan hasil penilaian
kinerja yang memuaskan selama 3 tahun berturut-turut? Kemana, kapan, bagaimana
dan oleh siapa ia dapat dipromosikan?
4. Perbaiki terus-menerus model yang
telah dibangun berdasarkan hasil implementasinya di lapangan dan kebutuhan
organisasi, termasuk bila ada perubahan struktur dan strategi perusahaan.
Karena administrasi sistem
pengembangan karir itu membutuhkan waktu yang tidak sedikit, persiapkan
infrastruktur/teknologi pendukung agar sistem dapat diimplementasikan dengan
efisien dan efektif.[13]
Organisasi yang memiliki sistem
pengembangan karir yang bagus, akan memotivasi para karyawan dalam membangun kinerja
di organisasi atau perusahaan. Akan tetapi sebaliknya, organisasi atau
perusahaan yang tidak memiliki sistem pengembangan karir yang bagus akan
mempengaruhi pengembangan karir individu. Sebagaimana yang dikatakan Gary
Dessler, peran individu, manajer, dan organisasi sangat berpengaruh dalam
pengembangan karir. Ketika individu yang berprestasi tidak didukung sistem
organisasi yang baik dan manajer yang tidak mendukung, maka karir individu
tersebut tidak akan berubah lebih baik.
C.
Kesimpulan
Dalam sebuah organisasi, seorang
karyawan bisa merencanakan pengembangan karirnya. Dalam merencanakan
pengembangan karir individu, tak bisa dilepaskan antara peran individu
(karyawan), manajer, dan organisasi tersebut. Ketiga-tiganya harus berperan
saling mendukung dan mendorong pengembangan karir karyawan. Ada beberapa
hal/faktor yang mempengaruhi pengembangan karir individu, tapi bisa disimpulkan
jadi dua factor, yakni factor internal (professionalisme karyawan) dan factor
internal (lingkungan organisasi, seperti tipe manajemen, manajer, system
pengembangan karir di organisasi, dan lain-lain).
Pengembangan karir merupakan salah
satu tugas manajemen Sumber Daya Manusia (SDM). Setiap manajer harus memiliki
sistem manajerial dalam mengelola karyawan, salah satunya ssstem pengembangan
karir karyawan . Semakin bagus sistem pengembangan karir karyawan di dalam
organisasi, semakin mudah bagi karyawan untuk merencanakan pengembangan
karirnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar