Halaman

Rabu, 23 Januari 2013


PENELITIAN EKSPERIMENTAL
A.    Definisi Eksperimental
Eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan dimana kondisi tersebut dibuat dan di atur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya control.
Tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk menyelidiki ada-tidaknyahubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental dan menyediakan control untuk perbandingan. Peneliatian eksperimental dapat mengubah teori-teori yang telah usang. Percobaban-percobaan dilakukan untuk menguji hipotesis serta untuk menemukan hubungan-hubungan kausal baru. Eksperimental atau percoabaan bukanlah merupakan titik akhir atau tujuan yang diinginkan dalam penelitian. Percobaan hanya merupakan suatu cara untuk mencapai tujuaan.
B.     Beberapa Kriterian Umum
Kriteria umum dari metode eksperimental tidak jauh berbeda dengan penelitian-penelitian dengan menggunakan metode lain. Beberapa criteria yang penting-penting dari metode ekperimental dalah sebagai berikut:
1.      Masalah yang dipilih harus masalah yang penting dan dapat dipecahkan.
2.      Factor-faktor serta variable dalam percobaan harus didefenisikan seterang-terangnya
3.      Percobaan harus dilaksanakan dengan desain percobaan yang cocok, sehingga maksimisasi variable perlakuan dan meminisasikan variable pengganggu dan variable random.
4.      Ketelitian dalam observasi serta ketepatan ukuran sangat diperlukan.
5.      Metode, material, serta referensi, yang digunakan dalam penlitian harus dilukiskan seterang-terangnya karena kenungkinan pengulangan percobaan ataupun penggunaan metode dan material untuk percoban lain dalam bidang yang serupa.
6.      Interprestasi serta uji statistic harus dinyatakan dalam beda signifikan dari parameter-parameter yang dicari atau yang diestimasikan.
C.    Merencanakan Percobaan
Percobaan yang akan dilakukan harus direncanakan sebaik-baiknya, sehingga dalam pelaksanaan percobaan sudah ada garis pembatas yang nyata tentang apa yang akan dikerjakan dan apa yang tidak boleh dikerjakan. Ada dua hal penting yang harus memperoleh perhatian khusus dalam perencanaan percobaan, yaitu:
·         Langkah-langkah yang digunakan
·         Desain percobaan

Ø  Langkah-langkah dalam percobaan
-          Rumusan masalah serta pernyataan tentang tujuan percobaan atau penelitian
-          Gambaran dari percobaan yang akan dilakukan, termasuk tentang besarnya percobaan, jumlah dan jenis perlakuan, material yang diapakai, dan sebagainya.
-          Outline dari penganalisisan yang akan dikerjakan.

Ø  Desain percobaan
-          Desain yang baik dapat mengatur variable-variabel dan kondisi percobaan secara utuh dan ketat, baik dengan manipulasi, randomisasi, dan control.
-          Perlakuan-perlakuan yang dilakukan dapat dibandingkan secara nyata dengan control.
-          Desain yang baik dapat memaksimalkan varianc dari variable-variabel yang berkaitan dengan hipotesis yang ingin diuji, serta dapat meminisasikan variance dari variable pengganggu serta variable random yang berada diluar penelitian. Hal tersebut dapat dilaksanakan dengan adanya randomisasi terhadap perlakuan serta replikasi.
-          Desain yang baik harus dapat menjawab dua pertanyaan pokok, yaitu validitas internal, atau apakah manipulasi percobaan memang menimbulkan perbedaan, dan kedua validitas eksternal, atau sampai berapa jauh penemuan-penemuan percobaan cukup representative untuk dibuat generalisasi pada kondisi yang sejenis.
-          Desain yang baik, secara stimultan dapat memberikan keterangan tentang efek variable perlakuan, variasi yang berkaitan dengan variable, yang digunakan untuk membuat klasifikasi serta dapat diketahui interaksi antara kombinasi variable bebas dan variable-variabel yang digunakan untuk membuat klasifikasi tertentu.

Dengan adanya desain yang baik, maka variable yang relevan dapat dikontrol. Akan tetapi, dengan adanya manipulasi serta pengontrolan tersebut, kondisi menjadi artificial. Jika metode percobaan ini dilakukan terhadap barang hidup, lebih-lebih manusia, maka pembatasan-pembatasan artificial ini merupakan klemahan dari metode percobaan.
D.    Melaksanakan Percobaan
Setelah perencanaan rampung dan desain yang cocok telah dipilih, maka tibalah saatnya untuk melaksanakan percobaan. Hal yang pertama-tama perlu diperhatikan dalam pelaksanakan percobaan, adalah pengenalan terhadap material yang digunakan dalam percobaan. Jika material yang digunbakan cukup banyak, maka diperlukan adanya chek list dari material yang digunakan. Jika digunakan bahan-bahan kimia, maka harus jelas dicatat sumber, furifikasi, grading dari bahan-bahan tersebut. Misalnya jika dalam perlakuan dipakai inseltidsida, maka perlu dijelaskan apakah insektisida tersebut dalam formulasi tertentu.
Suksesnya percobaan tidak saja tergantung pada sumber fisik, tetapi juga dari sumber manusia itu sendiri. Masalah sikap, kecepatan bekerja, semangat, kepercayaan terhadap diri sendiri sangat mempengaruhi keberhasilan percobaan. Dua sifat penting dari tiap peneliti adalah sifat percaya kepada diri sendiri dan sifat antusias. Kesungguhan bekerja sangat dipengaruhi oleh kpercayaan diri sendiri, di samping perlunya dorongan serta bimbingan dari atasan ataupun dari pembimbing penelitian.

E.     Syarat-Syarat Percobaan Yang Baik
1.      Percobaan harus bebas dari bias
Percobaan harus sedemikian rupa direncanakan sehingga tidak bias. Ketidakbiasan satu percobaan dapat dijamin dengan adanya desain yang baik. Secara garis besar, adanya randomisasi mengurangi sifat bias dari percobaan.

2.      Harus ada ukuran terhadap error
Dengan adanya desain yang baik, maka error dapat di ukur. Dalam istilah desain percobaan, error tidak sama artinya dengan kesalahan. Yang dimaksud dengan error adalah semua variasi ekstra, yang juga mempengaruhi hasil di samping pengaruh perlakuan-perlakuan. Dengan adamya ukuran error maka percobaan menjadi objektif sifatnya. Ukuran error ini bergantung pada desain percobaan yang dipilih.

3.      Percobaan harus punya ketepatan
Percobaan harus dilaukan dengan desain yang dapat menambah ketepatan. Ketepatan dapat ditingkatkan jika error teknis, seperti kurang akuratnya alat penimbang, kurang baiknya dalam menggunakan meteran, dan sebagainya, maka jumlah replikasi dapat menambah ketepatan percobaan.

4.      Tujuan percobaan hatus jelas
Tujuan percobaan harus dibuat sejelas-jelasnya, ditambah dengan alasan-alasan yang kuat mengapa memilih perlakuan demikian. Pada kondisi mana hasilnya akan diaplikasikan serta pada daerah ilmu mana sasaran penelitian tersebut ingin diterapkan.

5.      Percobaan harus punya jangkauan yang cukup
Jangkauan percobaan sangat penting artinya untuk keperluan mengadakan perulangan percobaan sehingga satu factor sudah kita atur konstan. Akan tertapi, dengan adanya teknik percobaan factorial, pengulangan percobaan telah dapat dilakukan secara stimulant.

F.     Jenis-Jenis Metode Eksperimental
Percobaan banyak ragamnya. Ada yang dinamakan percobaan absolute, dimana percobaan digunakan untuk mengadakan estimasi terhadap suatu set observasi dengan hasil yang mempunyai reliabilitas yang tinggi. Misalnya percobaan untuk menentukan muatan dari satu electron. Dengan mengulang-ulang percobaan maka walaupun hasil pengamatan tidak sama, tetapi dengan desain dan teknik yang sepadan, peneliti dapat mengadakan estimasi terhadap muatan electron tersebut. Dilain pihak, ada percobaan perbandingan. Dalam hal ini, dilakukan satu percobaan denngan membandingkan perlakuan dan membandingkan pengaruh perlakuan tersebut terhadap satu populasi yang dipilih.
Dari sudut lain, metode eksperimental dapat juga dibagi atas penelitian eksperimental sungguhan dan eksperimental semu.
ü  Metode Eksperimental Sungguhan yaitu menyelidiki kemungkina hubungan sebab-akibat dengan desain di mana secara nyata ada kelompok perlakuan dan kelompok control dan membandingkan hasil perlakuan dengan control secara ketat.
ü  Metode Eksperimental Semu yaitu penelitian yang mendekati percobaan sungguhan di mana tidak mungkin mengadakan control atau memanipulasikan semua variable yang relevan. Harus ada kompromi dalam menetukan validitas internal dan eksternal sesuai dengan batasan-batasan yang ada.


REFERENSI: Moh. Nazir, Ph.D. Metode Pnelitian. Bogor selatan: Ghalia Indonesia, 2005

Tidak ada komentar:

Posting Komentar